Demikian disampaikan oleh Ketua Umum Gerakan Islam Pengawal NKRI, Dr Masri Sitanggang dalam kuliah Tauhid di Masjid Amaliyah, Jalan Amaliun Gang Bandung, Ahad (28/10/2018).
"Umat Islam jangan takut terhadap tantangan. Itu sudah jodoh kita dalam menegakkan kalimat tauhid," ujar Masri.
Pengurus MUI Kota Medan ini mencontohkan bahwa Muhammad bin Abdullah dari kecil, seluruh warga negeri sayang dan bangga padanya. Sehingga digelar Al-Amin. Namun, ketika beliau berusia 40 tahun, Muhammad dilantik menjadi Nabi dan Rasul yang menegakkan kalimat Tauhid keadaan berbalik.
"Sebagian besar orang menjadi memusuhinya. Dari yang dicintai mencintai orang yang dimusuhi. Keadaan berbalik karena pesan yang terdapat pada kalimat Tauhid, yakni menyembah Allah semata dan mengingkari Toghut," kata mantan Ketua Dewan Dakwah Sumut itu.
Penegakkan tauhid pasti akan mendapat tantangan justru yang mengherankan jika dalam jalan yang kita jalani, orang kafir justru suka. Artinya ada yang salah dengan cara hidup kita.
"Jalan menegakkan kalimat tauhid bukanlah bertabur bunga. Jalan ini panjang, berliku, dan bertebing. Orang yang tidak tahu perjalanan ini jauh dan sulit. Pasti akan mengeluh di tengah jalan. Ia akan menjauh dan mencari jalan yang mulus. Itulah yang disebut berguguran di jalan dakwah," ujar Masri.
Orang yang benar memegang kalimat tauhid pasti kuat menghadapi tantangan bahwa ia rela mati dengan kalimat itu.
Masri Sitanggang juga mengingatkan jangan salah mencari kemuliaan. Kemuliaan itu tidak berada di jabatan, tapi justru berada pada penegakan kalimat tauhid.
"Jabatan itu tidak lantas jadi mulia. Yang terjadi justru karena menolak jabatan bisa jadi mulia. Muhammad Natsir mundur dari Perdana Menteri, tetapi sampai sekarang umat Muslim mengakui tidak ada pemimpin umat sehebat dia. Buya Hamka mundur dari MUI hanya karena mempertahankan fatwa natal haram, maka harum namanya sepanjang zaman," pungkas Masri.
Ketua MUI Pertama Buya Hamka, namanya harum dan mulia sepanjang zaman karena mundur dari jabatannya mempertahankan fatwa. Namun ada pula yang jadi terhina karena ingin mencari jabatan semata.
No comments:
Post a Comment