Breaking News

Nasional

Friday, October 26, 2018

Kajian di Masjid Syeikh Burhanuddin, Masri Sitanggang: Pendukung LGBT, Ciri Munafik

MuslimOnline.Id- Dalam segi aqidah, terdapat tiga golongan manusia yakni orang beriman, orang kafir dan orang munafik.  Orang beriman adalah orang yang berpegang teguh terhadap ajaran Al-Quran. Menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidupnya.

Dalam QS Al-Baqarah : 2-5, terdapat beberapa ciri orang yang beriman. Yakni beriman pada yang Ghaib, senantiasa menegakkan sholat, mengeluarkan infaq dari sebagian rezekinya.

Sementara itu, Kafir, dalam bahasa inggris, cover : menutup. Orang kafir adalah orang yang tertutup hatinya sebagaimana tergambar dalam awal surat al-Baqarah.

"Tertutup telinganya, sama saja baginya suara azan dan musik. Sama saja bagi mereka mau diingatkan atau tidak, tidak mau menjadikan al-Quran sebagai pedoman," ujar Masri dalam Kajian Islam dan Kebangsaan di Masjid Syeikh Burhanuddin, Jalan Denai Gang Jati, Jumat (26/10/2018).

Selanjutnya adalah kelompok orang yang munafik.  Orang yang mengaku beriman tetapi tidak mau menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.

"Kita perlu khawatir kita jatuh kepada munafik, karena kita yang telah mengaku beriman," lanjut pengurus MUI Medan itu.

Salah satu ciri orang munafik adalah perasaan mereka melakukan pembangunan, padahal mereka melakukan perusakan.

"Contohnya pendukung LGBT. Mereka bilang LGBT ini hak azazi manusia, sekarang zaman modern harus diberi kebebasan pada seluruh manusia dsb. Padahal itu merusak. Kambing aja tahu siapa pasangannya," lanjut Masri.

Begitujuga adanya pikiran orang yang salah itu namun dipikir sebagai perbaikan atau pembangunan seperti lokalisasi judi maupun tempat pelacuran.

"Selain itu, ciri orang munafik adalah melihat orang beriman itu bodoh. Kenapa? Karena orang munafik selalu melihat keuntungan duniawi tidak mengenal halal dan haram," ujarnya.

"Pejabat yang rumahnya sederhana dibilang bodoh karena tidak korupsi," pungkas Masri.

Masri Sitanggang aktif mengisi kajian Islam dan Kebangsaan keliling masjid di Kota Medan untuk menyadarkan ummat bahwa Islam tidak bisa dipisahkan dari negara.

"Sekarang zamannya udah parah. Bendera yang ada Kalimat tauhid sebegitu mudah dibakar dan tak merasa salah pula. Jadi umat Islam harus cerdas dalam politik," ujarnya.

No comments:

Post a Comment