Breaking News

Nasional

Monday, January 21, 2019

January 21, 2019

Ini Kata Fraksi PKS Terkait Medan Kota Terkotor

H Jumadi
MuslimOnline.Id- Penilaian yang dilakukan oleh  Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) beberapa waktu lalu,  menyebutkan bahwa Kota Medan mendapat prestasi sebagai kota paling kotor di Indonesia, harus menjadi pelajaran penting. Meski penilaian berbasis pengelolaan sampah di tempat pembuangan akhir, tetap saja penilaian ini membuat malu masyarakat Kota Medan. Terkait buruknya penilaian KLHK ini, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) menilai Pemko Medan tidak menjalankan fungsi pengelolaan sampah melainkan pengankutan sampah.

"Bagi kami (FPKS) hasil penilaian KLHK tersebut tidaklah mengejutkan, karena jauh – jauh  hari FPKS telah mengingatkan pemerintah Kota Medan tentang potensi Kota Medan menjadi kota sampah karena daya angkut armada sampah di kota medan hanya sebesar 80 persen saja," ucap Anggota Komisi B DPRD Medan Fraksi PKS, H.Rajuddin Sagala. S.Pd.I kepada wartawan di Medan, Senin (21/01/2019).

Rajuddin mengatakan,  masih terdapat 20 persen sampah yang tidak terangkut setiap hari di seluruh wilayah kota Medan. Sehingga sangat wajar jika setiap hari kita menyaksikan banyak sampah yang berserakan di jalan – jalan di kota medan. Hal ini terjadi karena mindset pemerintah kota Medan hanya angkut bukan pengelolaan. 

"Masyarakat kota Medan juga memiliki mindset buang bukan pengelolaan. Jika dua mindset ini terus berjalan tanpa ada upaya untuk memperbaikinya makanya kota sampah tidak berapa lagi akan segera menjadi milik kota Medan. Oleh karena itu, kami secara serius mengusulkan kepada pemerintah kota Medan untuk berinvestasi besar dalam pengelolaan sampah. Mindset buang sampah dari masyarakat harus dirubah menjadi pengelolaan sampah baik berbasis rumah tangga maupun berbasis komunal. Kami berharap pemerintah kota Medan memperhatikan hal ini," jelasnya.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Fraksi PKS DPRD Medan, H.Jumadi S.Pd.I menilai, buruknya pengelolaan sampah di Medan membuktikan tidak berjalannya produk hukum yang sudah diciptakan diantaranya soal Peraturan Daerah Pengelolaan Persampahan. "Lebih luasnya kita melihat, buruknya penilaian yang dilakukan KLHK kepada Pemko Medan menjadi bukti tidak berjalannya Perda tersebut di Masyarakat," jelas Jumadi.

Diungkapnannya, aturan-aturan yang sudah ada dalam Perda tersebut jika serius dijalankan bisa memberikan dampak positif di masyarakat. "Terkait dengan sanksi misalnya, jika diterapkan dengan baik setidaknya akan menciptakan efek jera di masyarakat," jelasnya.

Friday, January 18, 2019

January 18, 2019

Siapa Bilang Ustadz Maheer at-Thuwailibi Ustadz Internet?

MuslimOnline.Id- Ustadz Maheer At-Thuwailibi menegaskan bahwa dirinya tidak seperti yang dilabel sebagian orang bahwa ia hanya 'Ustadz Internet'. Demikian disampaikannya di sela-sela Kajian dalam Safari Dakwahnya di Sumut di Masjd Al-Ridha Jalan Jermal 7 Kota Medan, Sabtu (19/1/2019).

"Siapa bilang Ustadz Maheer Ustadz Internet, ustadz Facebook. Saya belajar kitab dan ushul fiqh juga. Insyaa Allah pun bisa dites 25 juz masih hafal luar kepala," ujar Ustadz Maheer.

Dalam kajian yang dihadiri ratusan jamaah itu, Ustadz Maheer membawa materi kajian yakni Sholat Cara Rasulullah Saw. Ia menyampaikan tata cara sholat Nabi Muhammad Saw menurut 4 Mazhab.

"Jika ada orang yang telah masuk masjid, jangan disalahkan karena berbeda gerakan sholat. Hanya perlu dialog. Yang salah itu, yang di luar masjid, yang tak sholat," jelasnya.

Perbedaan tata cara hendaknya tidak merusak ukhuwah Islamiyah.  "Kalau bapak sholat di Pesantren saya yang memakai mazhab Hanbali, maka kami tidak menjahr kan basmallah," kata Maheer.

Selanjutnua, Maheer At-Thuwailibi direncanakan akan mengisi tabligh akbar di Masjid Al-Amin Jalan Prof HM Yamin pada Sabtu sore sebelum meninggalkan tanah Sumatera Utara.
January 18, 2019

Rutinkan Mengaji Akidah, GPCM Full Program Bermanfaat Buat Anak Muda

MuslimOnline.Id- Akidah secara bahasa artinya ikatan. Akidah ini bisa dilepas kalau ingin dilepas, tapi akan tetap terjaga maka akan tetap terikat. Sama seperti akad nikah, merupakan ikatan pernikahan dan ikatan itu bisa lepas. Penyebabnya bisa karena ekonomi, perselingkuhan, meninggal dunia dan lain sebagainya.

Demikian disampaikan oleh Ustadz Fahrurozi Pulungan dalam Dirosatur Rutiniyah yang diselenggarakan oleh Gerakan Pemuda Cinta Masjid, Jumat (19/1/2019) di Masjid Amal Ikhlas Jalan Cemara Lorong 2 Timur Sampali.

"Akidah secara terminologi adalah  hukum hukum kebenaran yang jelas dapat diterima akal masuk ke dalam hatinya diuji secara hukum dan tak berselisih yang berlaku selama lamanya," ujarnya.

Akidah Islam, lanjut Ustadz Fachrurrozy, adalah dasar dasar pokok keyakinan atau kepercayaan seorang muslim yang bersumber dari ajaran islam yang wajib dipegangi sebagai sumber keyakinan yang mengikat. Sumbernya ada 2 yaitu Al Qur'an dan Hadist.

"Maka hal hal yang berhubungan dengan Iman tidak boleh dikompromikan. Yang boleh hanyalah tentang hal hal yang bisa berubah seperti kebiasaan atau adat," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Gerakan Pemuda Cinta Masjid (GPCM), Sigit Kurniawan menjelaskan Dirosatur Rutinyah adalah salah satu program rutin dari GPCM yang setiap Jumat malam diadakan.

"Program kita di antaranya ada Dirosatur rutiniyah yabg setiap Jum'at ba'da magrib di masjid amal ikhlas, kemudian Kopdar (kajian obrolan perkara dunia akhirat) dilakukan setiap bulannya dari masjid ke masjid. Ada juga penyantunan anak yatim setiap bulan, Kawat (kajian akhwat), tahsin akhwat dan juga tadarus," ujarnya pada MuslimOnline.

Selain itu, Sigit menerangkan program baru yang akan dilaunch adalah buka puasa sunnah Senin-Kamis.

"Insyaallah ntar kami ada program baru buka puasa Sunnah senin-kamis di masjid al iman depan SMK Tritech Jalann Bhayangkara," pungkasnya.

January 18, 2019

Ikut Serta di Ergepe Super Camp, RGP Sumut Makin Semangat Ganti Presiden

MuslimOnline.Id- DPW Relawan #2019GantiPresiden (RGP) Sumut turut serta dalam "ERGEPE Super Camp" yang diselenggarakan oleh DPP RGP2019 RI di Bogor pada 17-19 Januari 2019.

Wakil Ketua DPW RGP Sumut, Ilham Syahputra menjelaskan bahwa kegiatan tersebut dalam rangka konsolidasi nasional dan rakernas yang kedua dari relawan #2019GantiPresidensudahsaatnyaprabowosandi.

"Ergepe super camp dihadiri oleh seluruh perwakilan DPW. Sumut sendiri diwakili oleh Ketua Hendra Febrizal dan Bendahara Irham," ujarnya pada MuslimOnline, Jumat (18/1/2019).

Sementara itu, Ketua DPW RGP Sumut, Hendra Febrizal yang dihubungi dari Bogor mengungkapkan kegiatan itu berisi Penetapan  program kerja, sosialisasi aplikasi ergepe, dan antisipasi kecurangan pemilu

"Tentu berdasarkan sharing dari berbagai macam daerah mulai dari aceh sampai papua, kita akan menetapkan program kerja," ujar Hendra.

Hendra juga berharap rekan rekan relawan RGP tetap konsisten bekerja dengan ikhlas sebagaimana namanya Relawan.

"Semoga RGP tetap menjadi relawan bukan  tim sukses. Rela demi kawan-kawan lillahi ta'ala, bekerja benar benar ikhlas," ujarnya.

RGP 2019 Sumut siap bekerja dalan perjuangan ganti presiden demi mewujudkan indonesia yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur.

Thursday, January 17, 2019

January 17, 2019

Safari Dakwah Maheer At-Thuwailibi di Sumut, Akan Mendapat Teror?

MuslimOnline.Id- Ustadz Maheer At-Thuwailibi akan melakukan safari dakwah di Sumatera Utara yang dimulai  Jumat Subuh (18/1/2019) hingga Sabtu (19/1/2019).

Safari Dakwah dari Founder Salafy Garis Lurus Community ini mengangkat tema "Menjaga Kalimat Tauhiid, Menjaga Keutuhan Negeri" juga dirangkai penggalangan dana untuk musibah Selat Sunda.

Informasi yang diterima MuslimOnline, Ustadz Maheer akan mengisi di beberapa tempat dimulai dari Jumat Subuh di Masjid Daarul Azhar Jadid, Jalan Bajak II/ Jalan Cengkeh no.1 Medan.

Terkait Safari Dakwah, beredar informasi di beberapa WhatssApp Group atas nama Team At-Thuwailibi Management, Abu Raihan bahwa Tabligh Akbar Ustadz Maheer mendapat teror dan ancaman.



Pesan tersebut berisi informasi bahwa akan ada sebagian orang-orang TALAFI (aliran sesat yang benci aksi 212) di kota Medan yang akan melakukan penghadangan Tabligh Akbar karena mereka anggap Ustadz Maheer sebagai gembong Khawarij Radikal anti NKRI.

Adapun jadwal Safari Dakwah Ustadz Maheer at-Thuwailibi di Sumut

1. Jumat, 18 Januari Pukul 05.00 di Masjid Daarul Azhar Jadid Jalan Bajak II/ Cengkeh no. 1 Medan

2. Jumat, 18 Januari Pukul 13.00 di Masjid Al - Amin, Dusun 2, Desa Pematang Rambai, Kec. Nibung Hangus, Kab Batubara

3. Sabtu, 19 Januari Pukul 05.00 di Masjid Al-Ridha Jalan Jermal 7

4. Sabtu, 19 Januari Pukul 08.00 di Yayasan Mamiyai Al-Ittihadiyah Jalan Bromo No. 25 Medan Area

5. Sabtu, 19 Januari pukul 15.00 di Masjid Al-Amin Jalan Prof HM Yamin Medan.
January 17, 2019

Ketua FPKS DPRD Medan Ajak Menteri Agama Berdialog dengan Umat Terkait MAS

MuslimOnline.Id- Ketua Fraksi PKS DPRD Kota Medan, H. Jumadi S.PdI mengajak Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin untuk turun ke lapangan  serta berdialog dengan umat terkait kondisi Masjid Amal Silaturahim di Medan. Jumadi menyayangkan adanya surat dari Menteri Agama no 580 tahun 2018 yang bisa berpotensi memecah belah umat di bawah.

"Dasar menteri agama itu darimana. Itukan wakaf ummat. Kenapa Pemerintah ikut campur tangan. Suruh turun aja ke masyarakat jangan surat surat aja dibikin. Wakaf umat itu yang bisa memindahkan berkaitan dengan layanan publik bukan karena bisnis," ujarnya kepada MuslimOnline.

Jumadi yang merupakan Caleg DPRD Sumut Dapil 1periode 2019-2024 ini menegaskan bahwa persoalan masjid sangat menjadi konsern.

"Masjid merupakan rumah ibadah kita, yang menjadi marwah kita," kata Jumadi, Kamis (17/1/2019) kepada wartawan.

Pria bersuku Jawa ini menjelaskan PKS melalui anggota-anggota dewan di fraksi akan terus berupaya menggunakan kesempatan hak Inisiatif Dewan untuk menghasilkan Ranperda Perlindungan Rumah Ibadah.

"Mudah-mudahan dengan banyaknya kasus masjid semakin menguatkan tekad kita agar memiliki payung hukum. Walaupun sebenarnya sudah ada UU Wakaf," kata Jumadi.

Aleg-aleg terpilih dari PKS nanti akan terus membersamai umat dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan keumatan.

"Kita tidak perlu surat, kita perlu dialog kalau memang dia mau untuk turun ke bawah, berargumentasi dengan ummat," ujarnya mengomentari surat Menteri Agama.

Sebagaimana diketahui, Menag RI telah mengeluarkan surat no 580 yang berisi izin istibdal Masjid Amal Silaturahim. Surat ini menuai banyak protes umat Islam termasuk dari Wasekjen MUI, KH Tengku Zulkarnain dan Direktur LADUI MUI Sumut, H Hamdani Harahap SH MH.

Wednesday, January 16, 2019

January 16, 2019

Adakan Nobar Debat Capres, RGP Sumut: Masyarakat Akan Tahu Siapa Yang Pantas Memimpin

MuslimOnline.Id- Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Relawan #2019GantiPresiden-SudahSaatnya PrabowoSandi (RGP) Sumatera Utara  menggelar acara nonton bareng Debat Capres perdana, Kamis (17/1/2019) di Jalan Pembangunan no. 12/18 STM Medan Amplas.

Wakil Ketua DPW RGP Sumut,  Ilham Syahputra menyampaikan bahwa acara tersebut juga ajang silaturrahim dengan masyarakat sekitar dan relawan RGP.

"Selain itu, acara ini juga kami rangkai dengan rekrutmen relawan untuk bergabung dengan RGP#2019GantiPresiden Sumut," ujar Ilham.

Debat Perdana ini, menurut Ilham, membawa harapan besar bagi rakyat Indonesia.

"Masyarakat dapat secara langsung menyaksikan visi dan misi capres dan cawapres dalam debat ini, sehingga masyarakat bisa mengetahui calon pemimpin yang pantas memimpin negeri ini dalam 5 tahun kedepan," ujar Ilham.

Sementara itu, debat yang nantinya mengangkat empat tema debat yaitu hukum, hak asasi manusia (HAM), korupsi, dan terorisme ini diharapkan dapat menambah wawasan relawan.

"Harapannya untuk sahabat relawan, bisa menambah wawasan dan semangat untuk terus berjuang memenangkan pasangan 02 dengan semangat #2019GantiPresiden," pungkasnya.

Acara RGP Sumut sendiri dimulai pada pukul 16.00 WIB. Selain DPW, DPC RGP Medan Tembung juga berencana mengadakan nobar di Posko RGP, Jalan Bhayangkara depan Medan Mart.
January 16, 2019

Allah Akbar! MUI Medan Diminta Keluarkan Fatwa Masjid Dhiror

MuslimOnline.Id- Direktur Lembaga Advokasi Umat Islam Majelis Ulama Indonesia Sumatera Utara (LADUI-MUISU), H. Hamdani Harahap SH MH meminta kepada Ketua MUI Kota Medan agar dapat mengeluarkan fatwa bahwa Masjid Amal Silaturahim pengganti yang dibangun Perum Perumnas adalah masjid dhiror.

Dalam surat yang bernomor 108/LADUI-MUISU/2019 bertanggal 16 Januari 2019 ini, Hamdani menjelaskan telah mempelajari SK Menteri Agama RI no. 580 tahun 2018 tentang pemberian izin perubahan status/ tukar menukar tanah wakaf.

"Faktanya masjid dipindahkan hanya untuk kepentingan bisnis Perum Perumnas seperti yang terjadi selama ini di Medan. Masjid dirubuhkan hanya untuk kepentingan Kapitalis dalam hal ini bukan untuk kepentingan Nazir Masjid Amal Silaturahim (MAS)," demikian keterangan pada poin c surat tersebut.

LADUI-MUI Sumut menilai Menteri Agama melakukan kesewenang-wenangan (abuse of power) dalam mengeluarkan surat keputusan tersebut untuk kepentingan lain.

"Sehingga berdasarkan Al-Quran Surah At-Taubah 107 dan 108 Masjid Amal Silaturahim yang baru dibangun oleh Perum Perumnas dapat difatwakan sebagai masjid dhiror yang harus dimusnahkan atau dibakar,"pungkas Hamdani kepada MuslimOnline, Kamis (17/1/2019).

Selain itu, LADUI- MUI Sumut juga menyurati Badan Wakaf Indonesia (BWI) Sumatera Utara agar mempengaruhi atau mengambil alih kewenangan dari BWI Kota Medan agar membatalkan surat rekomendasi  no 013/BWI/A/RS/V/2018 tentang persetujuan penukaran Masjid Amal Silaturahim Kelurahan Sukaramai II Kecamatan Medan Area Kota Medan.

Sebelumnya diketahui bahwa masyarakat khususnya Umat Islam Kota Medan menolak pemindahan Masjid Amal Silaturahim akibat pembangunan Rusun. Umat Islam berpegang pada Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 dan Fatwa MUI yang menyebutkan masjid tidak dapat dipindahkan begitu saja.

Masyarakat sekitar juga kecewa sebab saat peletakan batu pertama dimulainya proyek pembangunan Rusun Sukaramai, Direktur Utama Perum Perumnas menyatakan tidak akan memindahkan Masjid Amal Silaturrahim dan justru berjanji akan memperindah.

Pernyataan ini disampaikan Dirut Perum Perumnas di hadapan beberapa menteri yang hadir di antaranya Menteri Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Menteri BUMN Rini Sumarno, dan menteri lainnya.

Namun kenyataannya Perum Perumnas telah selesai membangun Masjid Amal Silaturrahim sekitar 30 meter dari lokasi masjid sebelumnya. Sehingga surat rekomendasi BWI Kota Medan ditambah lagi SK 580/2018 dari Menteri Agama menjadi polemik di kalangan warga Kota Medan.
January 16, 2019

Allah Akbar! KH Tengku Zulkarnain Buat Surat Terbuka kepada Menteri Agama. Ini Isinya

MuslimOnline.Id- KH Tengku Zulkarnain membuat surat terbuka kepada Menteri Agama RI, Lukman Hakim, Rabu (16/1/2019) terkait permasalahan surat izin Istibdal Masjid Amal Silaturahim yang dikeluarkan oleh Menag RI.

KH Tengku Zulkarnain meminta Menag RI meninjau ulang surat izin tersebut karena dinilai sebagai surat yang cacat hukum. Surat terbuka ini disampaikan melalui akun Facebook dan juga Instagram ulama asal Kota Medan itu.

Berikut Isi Lengkap Surat Terbuka KH Tengku Zulkarnain :


Surat Terbuka Kepada Menteri Agama RI

Mengamati dan mendapatkan kabar shohih dari pihak Perumnas di Medan bahwa anda, Menteri Agama RI telah mengeluarkan Surat Izin Istibdal Masjid Amal Silaturrahim demi kepentingan bisnis Rumah Susun yang sejak semula sudah dirancang bangunannya oleh pihak pengembang, dengan mengeluarkan besi besi bangunan keluar bangunan yang ada, agar bisa disambung ke lokasi tanah dan bangunan masjid Amal Silaturrahim di Sukaramai Medan. Dikeluarkannya besi besi itu menunjukkan bahwa sejak semula pihak pengembang memang berniat "jahat" mau merampas masjid MAS dan tanah lokasi masjid itu.

Surat yg anda keluarkan sebagai Menteri Agama yg beragama Islam, yang semestinya lebih mempertahankan Masjid Rumah Allah daripada mempertahankan kepentingan bisnis telah melukai perasaan umat Islam kota Medan. Dengan tegas kami melalui Surat Terbuka ini menyatakan bahwa Surat Izin Istibdal anda itu CACAT HUKUM. Karena salah satu syarat Istibdal, yakni Surat Rokumendasi MUI Kota Medan TIDAK PERNAH ADA atas perkara itu. (Itu diakui oleh Ketua MUI Medan).

Oleh karena itu, kami mengingatkan anda selaku sesama umat Islam agar anda takut kepada Allah, dan lebih mencintai Masjid Rumah Allah. Janganlah anda mengulangi perbuatan Menteri Agama sebelum anda yg juga mengeluarkan Surat Izin Istibdal Masjid Raoudhotul Jannah, dan dengan izin Allah dia  akhirnya meringkuk di penjara atas perbuatan tangannya yg melanggar hukum. Meskipun pada perkara yang berbeda. Sementara masjid Roudhotul Jannah yang sdh dihancurkan pengembang keturunan Cina sehingga rata dengan tanah itu, malah berhasil kami dan umat Islam Kota Medan dapatkan kembali, bahkan sudah kami dkk bangun kembali 2 tingkat dengan megahnya.

Selama ini, sudah terlalu banyak masjid yang  dibongkar dan bermasalah di kota Medan serta Sumatera Utara. Jadi kami sekali lagi, melalui Surat Terbuka ini mohon kepada anda, Menteri Agama RI, agar meninjau ulang Surat Izin Istibdal anda itu. Jika perlu kami bersedia menemani anda meninjau ulang langsung ke lokasi masjid Amal Silaturrahim dan bertemu para pihak untuk mengetahui keadaan sebenarnya.

Perlu anda catat, bahwa kami, umat Islam Kota Medan sudah berpengalaman beberapa kali berjuang mempertahankan masjid masjid yang dibongkar demi kepentingan bisnis. Dan perlu saudara catat bahwa kami puluhan ribu kaum muslimin di Medan dan Sumatera Utara siap mati demi mempertahankan masjid masjid Rumah Allah.

Jadi jangan sampai gara gara tindakan anda ini, pecah lagi untuk kesekian kalinya semangat jihad kaum muslimin kota Medan.

Kami berharap dan berdoa agar anda dirahmati Allah jika berpihak kepada masjid. Dan jangan sampai anda dilaknati Allah karena merugikan kepentingan masjid dan kaum muslimin.

Isy Kariman aw Mut Syahidan...!

Pekanbaru, 16 Januari 2019
Hormat kami,
Seorang Saudara Muslim anda,
Tengku Zulkarnain
(orang yg sdh mewakafkan nyawanya utk menjaga masjid Allah)
January 16, 2019

Surianda: Aktif Berdakwah Sejak Sejak SMEA, Lulusan Terbaik IAIN di Zamannya

MuslimOnline.Id- Ustadz Surianda Lubis wafat, Rabu (16/1/2019) tepatnya pukul 08.15 WIB di RS Bina Kasih Medan. Menurut informasi yang diterima MuslimOnline, Surianda wafat disebabkan hipertensi dan pendarahan pada otak.

Ribuan  masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara pun langsung melayat ke kediaman di Jalan Mistar Medan. Masyarakat sampai harus mengantri dengan pintu masuk antara perempuan dan laki laki dipisah demi melihat dan mencium wajah jenazah yang selama hidupnya terkenal ramah terhadap semua orang. Ribuan orang meneteskan air mata.

Mungkin tidak banyak yang tahu, bahwa Surianda Lubis  adalah Lulusan terbaik IAIN pada zamannya tepatnya pada tahun 1997. Hal itu diutarakan teman satu stambunya, Ustadz Syarifuddin SAg, ketika melayat di kediaman Ustadz Surianda, Jalan Mistar Medan.

"Saya satu stambuk dengan beliau yakni 1992 meski berbeda kelas. Kami wisuda pada 3 Maret 1997. Ustadz Surianda adalah lulusan terbaik kami dengan IPK 3,94," ujarnya pada MuslimOnline.

Surianda Lubis semasa kuliah mengambil jurusan Pendidikan Agama Islam di Fakultas  Tarbiyah. Ia adalah lulusan SMEA Negeri Pematangsiantar.

Bersama abang stambuknya, Ustadz Abdul Latif Khan, Surianda Lubis memang sudah mulai aktif di dunia dakwah sejak SMEA yang berlanjut di dunia kampus.

Sosok yang lahir di Serbelawan, Kabupaten Simalungun, pada 13 Juni 1977 pun wafat menyandang status Qiyadah (pimpinan) partai dakwah, yakni Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan.
January 16, 2019

Ustadz Surianda Lubis: Ulama dan Politisi, Sebuah Memoar

MuslimOnline.Id-

Tulisan Fakhrur Rozi seorang wartawan

Januari 16, 2019 @roziaja

Tiba-tiba kabar duka tentang kepergian Ustadz Surianda Lubis, memenuhi linimasa media sosial dan WhatsApp di telepon saya, 16 Januari 2019, pagi. Ustadz Surianda ini, ulama sekaligus politisi yang baik, santun, dan tidak pernah berbohong dalam menjalankan tugasnya berpolitik. Saya mengenal beliau pada 2008. Setelah ditugaskan sebagai reporter di DPRD Kota Medan. Jabatan beliau saat itu, Wakil Ketua DPRD Kota Medan.

Saat pertama bertemu (2008), kesan pertama terhadap Ustadz Surianda ini memang beda. Politisinya tidak kelihatan, lebih menonjol sisi ulamanya. Tapi ketika wawancara berlangsung, barulah saya paham, ini orang bukan politisi kaleng-kaleng. Sebelum bertugas di DPRD Kota Medan, saya adalah wartawan di kepolisian (kriminal), biasa liputan pembunuhan, korupsi, perampokan, penikaman, penembakan lalu beralih ke liputan politik-pemerintahan. Akibatnya, banyak sekali istilah-istilah di politik-pemerintahan yang tidak saya pahami misalnya KUA-PPAS, Panggar, Pansus, dan LPj, LKPj dan sebagainya.

Tapi Ustadz Surianda selalu terbuka kalau ditanya. “Saya mohon pencerahan ustadz.” Itu kalimat pembuka yang saya sampaikan ke beliau, kalau saya ingin bertanya sesuatu yang tidak saya pahami sama sekali. Saking seringnya wawancara dan masuk ke ruangan kerjanya kala itu, kami jadi sering berseloroh. Namanya selorohnya ustadz, tiap jumpa lalap suruh menikah. Sering kali beliau memotivasi saya menikah. “Sudahlah Bang Rozi, apalagi. Menikahlah. Jangan lagi ditunda, usia makin tambah,” kata Ustadz Surianda dengan gaya dan intonasinya yang khas.

Setahu saya, ada banyak wartawan laki-laki yang dimotivasi beliau untuk segera menikah. Bukan hanya saya. Ustadz Surianda pun selalu memanggil wartawan dengan sebutan Abang, meski wartawan itu usianya lebih muda beliau. Mungkin bentuk penghormatan dan kesantunannya. Saya hanya merespon seadaanya sambil nyengir ala lajang usia 25 tahun. Pada usia 26 tahun 9 bulan, saya menikah.

Cerita lain, pernah suatu kali di bulan Ramadhan tahun 2008, saya ‘terjebak’ oleh Ustadz Surianda. Waktu itu, seperti biasa, saya wawancara di ruangannya. Kemudian waktu Dzhuhur akan tiba. “Ayo Bang Rozi, ikut saya ke Masjid Al Jihad (Jalan Abdullah Lubis),” katanya. Alamak, dalam hati saya, bisa makin lemas puasa hari ini. Mau menolak sungkan. Akhirnya saya pun ikut naik mobil dinasnya. Rencana mau tidur-tiduran di musala DPRD Medan, pun batal. Sampai di masjid Al Jihad, kami pun sholat dzuhur. Setelah sholat, Ustadz Surianda pun memulai kajiannya. Saya lupa soal apa. Tapi jamaahnya ramai. Kaum ibu dan bapak. Sekitar 14.30 WIB, kajian selesai. Alhamdulillah. Lalu kami kembali ke DPRD Medan, saya pun pamit. “Baik Bang Rozi, segera menikah ya. Terimakasih ya,” katanya saat menerima pamit saya itu. Karena sudah ‘kebal’ saya hanya mengangguk siap. Kesempatan jadi ‘ajudan’ ustadz selesai.

Sebenarnya banyak sisi lain Ustadz Surianda yang layak dikisahkan sebagai bahan renungan dan motivasi seorang muslim dan politisi. Sebagai seorang kepala keluarga, suami, dan ayah, beliau sosok yang luar biasa. Kesederhanaannya, adalah teladan bagi banyak orang. Ustadz Surianda juga sosok yang humoris. Ada banyak cerita menarik tentang beliau, seperti soal kawat gigi yang dulu pernah beliau pakai. Sampai ada politisi yang ‘kepanasan’ dengan foto tersenyum Ustadz Surianda, yang tentu saja memperlihatkan kawat giginya. “Kalau seperti ini, anak-anak muda pilih ustadz semua lah,” kata seorang politisi Partai Demokrat saat berseloroh dengan Ustadz Surianda suatu kali di DPRD Medan. Kawat gigi memang pernah booming, dan jadi tren di kalangan anak muda saat itu.

Ustadz Surianda pun pernah digadang dan dilirik sebagai Wali Kota Medan atau Wakil Wali Kota Medan oleh sejumlah partai kala itu. Sebagai politisi, Ustadz Surianda memang mengalami naik-turun mengikuti dinamika politik. Tapi, tidak begitu Ustadz Surianda sebagai ulama. Beliau terus menebar ilmu di berbagai tempat. Sejak beliau tak lagi di DPRD Medan (2014), saya tak pernah pula bertemu muka dengan beliau. Saya hanya melihat beliau di media sosial atau spanduk pengajian di masjid-masjid Kota Medan.

Soal dinamika politik Ustadz Surianda Lubis, saya tahu hanya sedikit. Sebab, dia bukan politisi yang suka ribut. Apalagi untuk urusan internal di partainya. Makanya, ketika pada Pemilu 2014 dia ‘dibuang’ partainya ke daerah pemilihan Simalungun – Siantar, Surianda manut saja. Dia tak mau cerita soal urusan internal partainya ke wartawan. “Kami ini tak boleh meminta Bang Rozi. Apa yang diberikan, harus dijalankan,” kata Ustadz Surianda suatu kali. Memang Simalungun adalah tempat Surianda dilahirkan. Dia semakin berisi menjadi ulama, setelah menempuh perkuliahan di IAIN (sekarang, UIN Sumut). Surianda adalah alumni Fakultas Tarbiyah.

Sejak Ustadz Surianda kembali sangat aktif berpolitik, mungkin setahun terakhir, saya pula yang sudah jarang ‘beredar’ di lapangan. Belakangan saya tahu, beliau kembali ditunjuk menjadi Ketua DPD PKS Kota Medan, jabatan yang pernah beliau pegang pada 2008 silam. Saya juga tahu beliau, maju sebagai caleg di Dapil Medan 2 untuk DPRD Sumut pada Pemilu 2019 ini. Saya pikir, nanti saja ketika beliau dilantik sebagai anggota DPRD Sumut, bertemunya. Saya hanya mau bilang, “Ustadz, sekarang anak saya sudah dua, isteri satu. Alhamdulillah.”

Tapi Allah SWT punya ketentuan lain untuk Ustadz Surianda. Selamat jalan ustadz, semoga dapat bertemu, ustadz…. #AlFatihah. (AC/16/1/19)

Sumber : Facebook
January 16, 2019

Sumatera Utara Berduka, Ustadz Surianda Telah Tiada

MuslimOnline.Id- Sumatera Utara berduka, Rabu (16/1/2019). Salah seorang tokoh dan dai Kota Medan, Ustadz Surianda Lubis wafat tepatnya pukul 08.15 WIB di RS Bina Kasih Medan. Menurut informasi yang diterima MuslimOnline, Surianda wafat disebabkan hipertensi dan pendarahan pada otak.

Mendengar kabar Ustadz Surianda, ribuan  masyarakat Kota Medan dan Sumatera Utara pun langsung melayat ke kediaman di Jalan Mistar Medan. Masyarakat sampai harus mengantri dengan pintu masuk antara perempuan dan laki laki dipisah demi melihat dan mencium wajah jenazah yang selama hidupnya terkenal ramah terhadap semua orang. Ribuan orang meneteskan air mata.

Sosok Ketua DPD PKS Kota Medan ini dikebumikan di pemakaman muslim jalan Gatot Subroto tepatnya di belakang Masjid Al-Hasanah setelah sholat Asar. Jamaah yang membludak membuat masjid tidak mampu menampung semua hingga sholat Asar pun dilakukan berulang kali. Begitu juga sholat jenazah.

Putra pertama, Subhan Najiyullah Lubis menceritakan Ia menceritakan, hingga Selasa malam Ustaz ayahnya masih beraktivitas seperti biasa.

Sebelumnya, pada Ahad (13/1), ustaz Surianda Lubis masih berdakwah di Masjid Al Jihad. Bahkan, pada Selasa (15/1) petang, ia masih memberikan ceramah. Selasa malam pun, ia mengajak putranya untuk mempersiapkan materi ceramah.

"Ketika saya di kamar mau tidur tiba-tiba umi (ibu) memanggil. Kala itu, saya liat ayah tidak sadarkan diri. Lalu, kami bawa ke rumah sakit Royal Prima. Tapi ruang ICU padat," katanya seperti dilansir TribunMedan.

Setelah itu, Rumah Sakit Royal Prima merujuk ke RS Bina Kasih, Rabu (16/1/2019) dini hari.
Pihak dokter menyatakan hipertensi atau darah tinggi mengakibatkan Ustaz Surianda Lubis tak sadarkan diri.

"Saat dibawa ke rumah sakit tekanan darah tinggi 190. Namun terus naik, mencapai 200-an. Jadi pecah pembulu darah di bagian kepala. Harusnya ayah menjalani operasi pukul 11.00 WIB. Namun pada pukul 07.00 WIB perawat memanggil karena ada gangguan pernafasan. Hanya berselang beberapa menit ayah sudah tiada," ujarnya.

Dalam sesi pemakaman suami dari Sri Prafanti ini, tampak hadir Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Anggota DPR RI Fraksi PKS Ustadz Anshory Siregar, Lc, mantan Walikota Medan Abdillah, Ustadz Abdul Latif Khan, Ustadz Zulfikar Hajar dan sejumlah tokoh lainnya.

January 16, 2019

Ustadz Surianda Lubis: Guru yang Jadi Teladan dalam Dakwah dan Cinta

MuslimOnline.Id- Sepulang musyawarah pembentukan Presidium Ormas dan Komunitas Islam Kota Binjai tadi malam, saya mendapat kabar bahwa Ustadz Surianda dilarikan ke RS Bina Kasih Sunggal diduga karena hipertensi. Bakda subuh, berita berikutnya datang: beliau belum sadarkan diri, mengalami pendarahan di otak dan harus segera di otak. Dan tak lama tiba di kantor belasan grup Whatsapp yang saya ikuti tak henti mengirim notifikasi. Isinya: sang guru yang dicinta telah berpulang menghadapNya. Innalillahi wa innailaihi rajiun.

Hampir saya kebingungan bagaimana menahan isak di hati. Baru lagi kami berjumpa beberapa hari lalu dalam kondisi beliau yang bugar. Beliau lantunkan doa tentang tsabat, keteguhan di jalanNya.

Sulit rasanya melupakan kenangan manis bersama beliau. Beliaulah ulama dan guru yang senyumnya membahagiakan setiap orang. Setiap yang disapanya merasa amat diperhatikan. Seolah sudah karib dekat sementara yang lain tidak. Padahal semua saudara yang berjumpa diperlakukannya serupa: dijabat erat tangannya sambil ditatap wajahnya. Masya Allah. Saya seperti membaca kisah Hasan Al Banna dalam kitab Ath-Thariq Ilal Qulub karya Abbas As-Sisi yang terjemahan Indonesianya berjudul "Bagaimana Menyentuh Hati."

Saya mendengar ceramah beliau sejak SMA. Isinya mungkin sederhana. Tapi beliau selalu hadirkan sudut pandang yang berbeda. Unik. Menyejukkan. Sirah diangkat dengan perspektif yang menggugah nurani. Diksi-diksinya yang terpilih begitu menghentak hati. Apalagi kalau beliau sudah lantunkan doa, rasanya tak ada yang bisa menahan air mata untuk berlinangan.

Semua yang pernah mengenal beliau pasti sepakat bahwa beliau adalah teladan dalam banyak hal. Ia suguhkan kepada kita bukan hanya lautan ilmu, tapi juga contoh perilaku. Kesantunan bertutur kata, keramahan sikap, kesederhanaan dan kebersahajaan gaya hidup.
Walau pernah jadi Wakil Ketua DPRD Medan, beliau tetap menjalani hidup -bisa dibilang- dengan zuhud.

Alumni UIN Sumatera Utara angkatan 96 ini jiga dikenal sebagai pembina berbagai komunitas dakwah anak muda Medan yang berpusat di Masjid Al Jihad. Ahad 13 Januari kemarin beliau baru saja mengisi talk-show "Dakwah Sosial Media Zaman Milenial" bersama content creator dan selebgram @fuadbakh di Masjid Al Jihad Medan.

Beliau pun pernah menjadi Pembina di komunitas menulis kami Forum Lingkar Pena Sumatera Utara. Sebab memang beliau termasuk yang tekun menulis. Beberapa tulisannya pernah menghiasi koran lokal. Ketika saya masih kuliah di Unimed, beliau menjadi kolumnis di Majalah Asy-Syifa terbitan LDK BTM3. Beliau juga membantu crowdfunding film Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali besutan Mbak Helvy Tiana Rosa. Inilah di antara proyek kebaikan yang beliau turut menyokongnya.

Pernah suatu kali saya memoderatori beliau ketika mengisi sebuah acara daurah (pelatihan) pranikah. Waktu itu saya hadiahkan buku saya "Married Because of Allah" untuk beliau. Sejak itu, asal ketemu beliau selalu memanggil saya "Abang Penulis".

Allahu Akbar. Sungguh tak terlupakan. Beliau juga sempat mengisi Isra' dan Mi'raj bertema "Shalat dan Integritas" di kantor kami. Saat itu kami sekaligus meresmikan program pembinaan mental pegawai yang hingga kini kami lestarikan dengan kegiatan micro learning pekanan.

Gurunda, kami menjadi saksi atas semua ketulusan dan pengorbananmu di jalan kebaikan. Hari ini peristiwa kembalinya engkau ke pangkuan Rabbul Alamin jadi pelajaran bagi kami. Orang-orang melihat flyer kajian di komunitas "Generasi Perindu Surga" yang akan kau isi Ahad pekan depan. Temanya "Taubat dan Ajalku Tak Menunggu Siapku". Subhanallah.

Sebelumnya di momen pergantian tahun, kau turut berbagi inspirasi dalam event Muslim Brothers yang dihelat Aliansi Satu Cinta. Cuplikan tausiyahmu lagi-lagi menohok kami. Aku menyimaknya di akun instagrammu. Judulnya saja sudah menampar-nampar jiwa kami: "Melalaikan Waktu Lebih Buruk dari Kematian". Kau lalu mengutip atsar seorang ulama, "Orang yang melalaikan waktu pada dasarnya menjauhkan dari Allah dan negeri akhirat, memisahkan jiwa dari pemiliknya dan akhirat. Sementara kematian itu cuma memisahkanmu dari dunia dan keluargamu."

Allahu Akbar.

Gurunda, kau telah menepati janjimu dengan Rabbmu. Kau telah tuntaskan perjuangan di dunia dengan pelbagai amal kebajikan. Tinggallah kami yang terseok-seok amalnya ini menanti giliran.

Doa kami agar engkau husnul khatimah. Doa kami pula supaya ananda Atqiyah dan Subhan Najiyullah menjadi pelanjut jihadmu dan pewaris kesetiaanmu dalam berjamaah.

Keluasan ilmumu dalam kajian Quran, muhasabah, parenting, pranikah hingga dakwah insya Allah menjadi amal jariyah yang tak akan putus sampai kapan pun.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa afihi wa'fuanhu.

Medan, 16 Januari 2019
Anugrah Roby Syahputra

Tuesday, January 15, 2019

January 15, 2019

Ayo Hadiri! Safari Dakwah Muzammil Hasballah di Sumut. Ini Jadwalnya

MuslimOnline.Id- Komunitas Pejuang Subuh Medan menyelenggarakan safari dakwah bersama Muzammil Hasballah di Sumatera Utara mulai 16 Januari hingga 18 Januari 2019.

Ketua Pejuang Subuh, Panji Yudha berharap safari dakwah Muzammil Hasballah kali ini dapat memperkuat ukhuwah ummat Islam, khususnya antar komunitas pemuda yang saling bekerjasama menghadirkan Imam Muda Masjid Salman ITB itu.

"Harapannya (safari dakwah) dapat menambah semangat untuk terus mencintai Al Qur'an dan juga meningkatkan semangat melaksanakan Shalat Berjamaah di Masjid," ujar Panji kepada MuslimOnline, Selasa (15/1/2019).

Muzammil dijadwalkan memulai safari dakwah di Sumut di Masjid Al Iman di Jalan Bhayangkara, di depan SMK Tritech Informatika Medan pada Rabu sore (16/1/2019).

"Jika terdapat info acara di tempat lain selain jadwal maka jadwal tersebut tidak benar," pungkas Panji Yudha.

Berikut Jadwal Lengkap & Valid Safari Dakwah Muzammil Hasballah 16 - 18 Januari 2019 di Sumatera Utara.

Rabu, 16 Januari 2019

- Ba'da Ashar Talkshow di Masjid Al Iman ( Jalan bhayangkara , Indra Kasih ( Depan SMK tritech Informatika Medan )

- Imam Shalat Isya Dan Talkshow di Masjid Al Amal ( Jalan Banten, Gg. Amal Dusun XI - A Desa Helvetia )

Kamis, 17 Januari 2019

- Imam Shalat Subuh + Talkshow di Masjid Besar Al Hidayah Desa Dolok Merawan Tebing Tinggi

- Ba'da Ashar Talkshow Dan Imam Shalat Magrib di Masjid Nurul Iman Komplek Perhubungan ATKP Medan ( Jalan Penerbangan Km 8,5 Jamin Ginting Padang Bulan )

- Imam Shalat Isya Dan Talkshow di Masjid Nurul Iman Limau Manis Pasar 13, Tanjung Morawa

Jumat, 18 Januari 2019

- Imam Shalat Subuh Dan Talkshow di Masjid Agung Kota Binjai