Breaking News

Nasional

Friday, August 24, 2018

August 24, 2018

Jumadi Sesalkan Pegawai BP2Rd yang Terjaring OTT

Dua Pegawai Dispenda yang Terjaring OTT Mencoreng Citra Kota MedanAnggota DPRD Kota Medan dari fraksi PKS, Jumadi sangat menyesalkan operasi tangkap tangan (OTT) dua pegawai Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD) oleh Ditreskrimsus Polda Sumut beberapa hari lalu.

Katanya, tindakan kedua pegawai yang ditangkap yakni M Haris Hasibuan dan Daud Saringan mencoreng citra Kota Medan.

Dengan adanya OTT ini, terungkap pula bahwa di Pemko Medan terjadi praktik dugaan suap.


"Kami sangat menyesalkan dan kecewa atas peristiwa OTT ini.

Apalagi, kasus OTT ini berkaitan dengan dugaan praktik suap pengusaha restoran untuk tidak didaftarkan sebagai wajib pajak.

Perbuatan mereka itu jelas mencoreng citra Kota Medan," katanya dalam paripurna, Senin (20/8).



Ia mengatakan, OTT dua pegawai Dispenda ini harusnya tidak boleh terjadi.

Maka dari itu, Pemerintah Kota Medan harus bertanggungjawab.

Kepala Dinas BP2RB Medan, Zulkarnain juga harus memberikan klarifikasi.



Monday, August 13, 2018

August 13, 2018

Relokasi Pasar Tradisional Mandek, DPRD Kota Medan: Perlu Langkah Persuasif

Relokasi Pasar Tradisional Mandek, DPRD Kota Medan: Perlu Langkah PersuasifMEDAN - Anggota DPRD Kota Medan Boydo HK Panjaitan mengatakan perlu adanya langkah persuasif dalam upaya menertibkan para pedagang di pasar-pasar tradisional Kota Medan.

Fraksi PDI perjuangan ini meminta agar pelaksanaan relokasi revitalisasi pasar dengan mempertimbangkan hak-hak dan kepentingan pedagang.

"Fraksi PDI Perjuangan melihat masih banyak persoalan yang belum terselesaikan berkaitan dengan revitalisasi pasar Timah, dan terkait persoalan pembangunan gedung yang tidak memiliki SIMB," katanya dalam rapat paripurna pandangan umum Fraksi-Fraksi DPRD kota Medan terhadap nota Pengantar oleh Kepala Daerah atas Ranperda Kota Medan Tentang Perusahan Umum Daerah Pasar Kota Medan, Senin (13/8/2018) lalu.

Ia mengatakan, Perusahaan Umum Daerah Pasar orientasinya tidak semata-mata mencari keuntungan saja, namun juga memberikan pelayanan kepada masyarakat.

"Pelayanan umum kepada masyarakat ini dengan pengelolaan pasar yang berdaya saing dan nyaman," ujarnya.

Dia dengan tegas menolak usulan Ranperda yang bertujuan mengubah Perusahaan Daerah (PD) Pasar menjadi Perusahaan Umum Daerah (PUD) tanpa mampu mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan para pedagang.


"Para pedagang ini rata-rata dari kalangan ekonomi kecil," ujarnya.

Tuesday, August 7, 2018

August 07, 2018

Masya Allah! Wali Kota Medan Harapkan Umat Islam Hidupkan Maghrib Mengaji

MuslimOnline.Id- Wali Kota Medan Drs H T Dzulmi Eldin S MSi  langsung  bereaksi  cepat menyikapi  fenomena yang  terjadi di tengah masyarakat saat ini, dimana  banyak yang telah meninggalkan kebiasaan  mengaji Al Qur’an selepas Shalat Maghrib di kalangan keluarga Muslim. Waktu malam  kini lebih banyak dihabiskan untuk menonton televisi yang sebagian isinya sebenarnya kurang mendidik tersebut.

Guna mengantisipasinya, Wali Kota menginstruksikan kepada Bagian Sosial dan Pendidikan (Sospen) Setda Kota Medan menggelar Sosialisasi dan Pembinaan Kepada Guru-Guru  Taman Kanak Qur’an (TKQ)/Taman Pembacaan Qur’an (TPQ)  di Hotel Soechi Medan, Selasa (7/8). Sebanyak 315 guru TKQ/TPQ se-Kota Medan yang berasal dari 21 kecamatan mengikuti sosialisasi tersebut.

Diwakili Sekda Kota Medan Ir H Syaiful Bahri Lubis yang membuka sosialisasi tersebut, Wali Kota yakin kegiatan itu mampu menyemarakkan kembali rumah-rumah umat Muslim dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an sebagaimana dulunya dilakukan di setiap malam, terutama usai Shalat Maghrib.

Diungkapkan Wali Kota, sebenarnya telah ada program mematikan televisi di rumah pada jam-jam tertentu. Namun Wali Kota yakin program itu semakin efektif dengan digelarnya kembali pengajian setiap malam usai Shalat Maghrib. Oleh karenanya dengan sosialisasi yang dilakukan, Wali kota berharap agar seluruh guru TKQ/TPQ dapat menghidupkan kembali Maghrib Mengaji.

“Mudah-mudahan kita akan mampu membentengi keluarga kita  dari nilai-nilai yang mampu merusak generasi penerus bangsa. Budaya non Islami kini dnegan mudah mempenetrasi generasi muda kita sehingga dikhawatirkan akan memberikan dampak negatif di kemudian hari. Oleh karennya kita harus segera melakukan tindakan pencegahan sejak dini,” kata Sekda membacakan sambutan tertulis Wali kota.

Dengan sosialisasi yang dilakukan ini, Wali Kota selanjutnya berharap agar para guru mengaji akan semakin banyak melakukan inovasi dakwah sambil terus mengikuti perkembangan zaman. “Jadi manfaatkanlah sumber daya yang tersedia secara maksimal agar seluruh potensi yang ada dapat tersalurkan seluruhnya ke arah yang tepat,” harapnya.

Selain itu ungkap Wali Kota lagi, persoalan lain yang sedang dihadapi terkait perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini sebenarnya bukan tentang masalah keterbatasan akses informasi justru masalah kebanjiran akses informasi.
               
“Jadi yang dihadapi para pendidik ke depan yakni bagaimana mengedukasi masyarakat dalam hal memilih sesuatu yang benar-benar rasional dan diperlukan. Hal ini terjadi karena pada masyarakat masih minim basis pengetahuannya, hampir semua informasi yang dilihat dan dengar langsung diterima mentah-mentah. Artinya, mereka belum dapat memilah mana memiliki nilai manfaat (real value) dan bersifat sampah (garbage),” jelasnya.
             
Pembukaan Sosialisasi dan Pembinaan Kepada Guru-Guru  TKQ/TPQ ditandai dengan penyematan tanda peserta kepada dua peserta sebagai simbolis yang dilakukan Sekda. Kemudian diikuti pemberian tas berisikan materi yang akan dibahas dalam sosialiasi yang akan berlangsung selama lima haris tersebut.
               
Sementara itu Kabag Sospen Setdako Medan Ahmad Raja Nasution dalam laporannya menjelaskan, tujuan digelarnya sosialisasi  guna meningkatkan kapasitas calon guru TKQ/TPQ sehingga memiliki kesamaan visi dan cara penyampaian dalam program kepada seluruh anak didiknya masing-masing.
               
Agar sosialisasi berjalan efektif dan menghasilkan output  seperti yang diharapkan, Raja mengatakan,  pihaknya mendatangkan sejumlah nara sumber seperti Kementrian Agama Kota Medan yang akan memberikan materi tentang pembangunan ahlak anak. Kemudian Bagian Sospen Setdako Medan dengan materi penjelasan Peraturn Wali kota tentang Dana Jasa Bagi Warga Pelayan Masyarakat.
               
“Untuk melengkapinya, kita mendatangkan Rahmadani Hidayatin Psi MSi tentang pendidikan secara prikolog dalam mendidik anak di usia dini. Semoga dengan sosialisasi dan pembinaan yang kita lakukan ini, keinginan Bapak Wali Kota untuk menyemarakkan kembali rumah umat Musli di Kota Medan dengan lantunan ayat-ayat suci Al qur’an setiap malam dapat terwujud,” ungkapnya.

August 07, 2018

Fenomena UAS

MuslimOnline.Id-  Oleh : Imam Shamsi Ali*

 Ustadz Abdus Somad (UAS) sedang mendapat giliran. Mungkin itu istilah yang saya ingin pakai. Bahwa di negara kita dari dulu silih berganti da’i dan ustadz yang populernya selangit. Tentu melalui wadah dan media yang berbeda.

Pernah ada Hamka dengan keahlian agama dan ketegasannya dalam menegakkan hukum Allah. Pernah ada KH Hasyim Nurseha dengan kedekatannya dengan keluarga Soeharto dan ceramah-ceramah radio Kayu Manisnya yang terkenal.

Tapi yang popular dengan massa besarnya, tumbuhlah da’i-da’i dan ustadz di belakang hari. Ada KH Zainuddin MZ yang dikenal sebagai da’i sejuta umat.

KH Abdullah Gymnastiar atau yang lebih popular dengan nama Aa Gym yang memiliki magnet karena bahasanya yang selalu Santun. Demikian juga dengan Arifin Ilham dengan senjata zikirnya yang digandrungi masyarakat.

Tiba-tiba sejak setahun lebih ini, bersamaan dengan “boomingnya” media sosial, muncullah seorang ustadz yang daya magnetnya “beyond rational judgement” (di luar batas pemikiran rasional).

Artinya ketertarikan masyarakat kepada ceramah-ceramah beliau itu terkadang membuat sebagian ternganga. Di mana-mana, di kota maupun di kampung-kampung terpencil beliau ibarat gula bagi semut-semut yang kelaparan.

Ustadz Abdus Somad menjadi idola umat, hampir pada semua segmennya. Umat yang berafiliasi ke berbagai afiliasi, dengan sedikit pengecualian, menerima beliau dengan penuh antusias.

Dari kalangan NU, Muhammadiyah, hingga ke mereka yang berafiliasi ke organisasi-organisasi non religi seperti Pemuda Pancasila, atau sebaliknya juga yang berhaluan khilafah seperti HTI menyenangi ceramah-ceramah beliau.

Dari rakyat kecil di kampung-kampung terpelosok, hingga professor-professor di perguruan tinggi, juga petinggi Polri dan TNI, bahkan Pejabat tinggi negara ingin mengundang beliau.

Yang pasti Wakil Presiden secara khusus pernah memberikan penghormatan kepada beliau di saat memberikan ceramah di sebuah masjid di Jakarta. Bahkan konon kabarnya Presiden RI juga pernah mau mengundang beliau. Tapi jadwal beliau belum memungkinkan untuk beliau hadir saat itu.

Bukan hanya ceramah-ceramah beliau di darat. Ceramah-ceramah beliau di media sosial, khususnya YouTube menjadi salah satu ceramah yang paling digandrungi. Ceramah-ceramah beliau diupload, diedit dan dipotong lalu menjadi salah satu ceramah yang paling viral di kalangan masyarakat Indonesia.

Bahkan konon kabarnya ceramah-ceramah beliau juga secara diam-diam kerap kali didengarkan oleh teman-teman non Muslim. Mungkin karena memang menarik untuk mereka. Atau juga karena mencari-cari sesuatu, positif atau negati, Allahu a’lam.

Apapun itu saya tetap melihat bahwa itu adalah fenomena alam dalam sunnatullah. Setiap masa ada rijalnya. Dan dalam dunia dakwah masa kini Ustadz Abdul Somad menjadi “rajul min rijalih” (satu dari pelakunya).

Boleh jadi di esok hari akan terjadi pergeseran, dan akan muncul yang lain sebagai pelaku utamanya. Itulah dunia kita. Berputar tiada henti, dan pada akhirnya berakhir pula. “kullu man alaih faan” (semua yang ada dibatas bumi ini selesai). Demikian penegasan Al-Quran.

Dicawapreskan
Tapi barangkali yang paling fenomenal adalah munculnya nama Abdul Somad sebagai salah satu nama yang direkomendasikan oleh ijtima’ ulama dan tokoh Umat beberapa waktu lalu untuk maju menjadi cawapres di Pilpres tahun depan.

Beberapa waktu lalu saya pribadi pernah berniat mengundang beliau untuk datang ke Amerika dan memberikan tausiahnya kepada masyarakat Muslim Indonesia. Keinginan saya itu memang karena didorong oleh kapabilitas beliau dalam menyampaikan pesan-pesan Islam yang “menyatukan”.

Artinya ceramah-ceramah beliau masih steril dari  keberpihakan, kecuali kepada kebenaran yang diyakininya. Dan karenanya saya menilai beliau bisa tampil sebagai sosok yang akan merekatkan kembali berbagai elemen dalam masyarakat Muslim Indonesia.

Intinya saya termasuk salah seorang yang senang dengan pendekatan keislaman beliau. Apalagi undangan ke Amerika ketika itu saya lakukan pasca beliau dicekal masuk Hongkong. Saya ingin menyampaikan bahwa Amerika is “better than Hongkong” dalam hal “freedom of speech”.

Sayang beliau menyampaikan permintaan maaf, karena menurut beliau saat itu tekanan-tekanan sangat berat. Karenanya beliau berjanji untuk memenuhi undangan saya tahun depan setelah pilpres 2019.

Terpilihnya beliau untuk direkomendasikan menjadi cawapres di pilpres tahun depan, apalagi oleh ijtima’ ulama dan tokoh Muslim nasional, tentu bukan sembarangan. Kita tidak tahu jangan-jangan di kalangan ulama itu memang ada yang telah mendapat “ilham” dari sholat-sholat istikharah yang mereka lakukan.

Terpilihnya beliau sebagai cawapres oleh ijtima’ ulama dan tokoh nasional menunjukkan bahwa beliau punya “maqoom” (posisi) khusus di mata mereka. Kehormatan dan kemuliaan beliau ada di mata massa dan ulama. Semoga ini adalah indikasi kemuliaan beliau di mata Penguasa langit dan bumi.

Maka rekomendasi itu bagi saya sangat mengagumkan. Bahwa beliau memang diterima di semua kalangan. Bukan hanya rakyat di kalangan masyarakat biasa. Tapi juga ulama, tokoh nasional, bahkan politisi.

Lebih kagum lagi
Walaupun rasa emosi saya mengatakan alangkah baiknya jika Ustadz Abdul Somad menerima tawaran menjadi cawapres, saya kemudian tersadarkan kembali oleh sikap beliau yang tegas dalam kesantunannya menolak tawaran itu. Saya menjadi lebih kagum dengan sikap itu.

Kenapa demikian? Bukankah negara dan bangsa saat ini dipersepsikan dalam keadaan darurat dan perlu seorang “guardian angel” untuk menyelamatkannya? Imej kepemimpinan nasional juga dibangun secara masif sebagai anti Islam dan kepentingan Islam. Benar atau tidak, imej ini sendiri bukannya memerlukan pemimpin Muslim yang sejati seperti Ustadz Abdul Somad?

Sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, perkenankan saya menyampaikan apresiasi besar kepada ijtima’ ulama dan rekomendasinya. Bahkan apresiasi besar kepada para ulama, di semua kubu, yang sekarang ini tidak lagi malu-malu dan menganggap politik praktis itu sesuatu yang tabu bahkan busuk.

Bangsa Indoensia, bahkan sebelum negara Indoensia resmi berdiri, tidak pernah melepaskan agama dari perjuangan publik, termasuk politik. Dari perjuangan kemerdekaan, hingga perumusan dasar-dasar negara, hingga di awal-awal bernegara, agama dan politik tidak pernah dipisahkan. Dari dulu tidak pernah ada yang mempermasalahkan Partai NU atau Masyumi misalnya.

Dan karenanya tahun-tahun terakhir ketika ada sebagian kalangan yang mempertanyakan “legitimasi” ulama dalam politik nasional, itu adalah kekeliruan bahkan pembodohan sejarah. Bahwa ulama dan perjuangan kebangsaan itu bagaikan darah dagingnya bangsa ini.

Oleh karenanya ijtima’ ulama itu adalah “afirmasi” dari tradisi bangsa yang mendarah daging. Mempertanyakannya adalah bentuk gagal paham atau pura-pura tidak paham. Atau boleh jadi bagian dari upaya pengkhianatan ideologi bangsa yang memang solid dalam “berketuhanan”.

Lalu apa yang menjadikan saya kagum atau tepatnya “lebih kagum” dengan sikap UAS menolak menerima rekomendasi itu?

Pertama, sudah pasti ketidak sediaan beliau menjadi cawapres di pilpres tahun depan itu akan menimbulkan kekecewaan kepada sebagian. Saya kira ini sangat wajar. Karena ketika sesuatu dilihat dengan pandangan emosional, akhirnya akan melahirkan reaksi emosional pula.

Tapi beliau membuktikan bahwa dalam melakukan sesuatu itu bukan mencari “senangnya” orang, bahkan yang mayoritas sekalipun. Tapi mana yang lebih “ashlah” (lebih baik dan sesuai) bagi kepentingan umum.

Kedua, keputusan politik di Indoenesia secara konstitusi adalah wewenang partai politik. Karenanya ijtima’ ulama dan tokoh nasional bukan sebuah keputusan tapi rekomendasi. Hal ini dipahami betul oleh beliau bahwa rekomendasi itu tidak mengikat, baik secara syar’i maupun konstitusi.

Ketiga, beliau sadar bahwa ijtihad politik itu sifatnya manusiawi. Dan kerap kali ijtihad politik itu dipengaruhi oleh imej politik yang terbangun. Dan parahnya pula imej politik ini tidak jarang pula didominasi oleh kepentingan-kepentingan sempit. Karena bersifat manusiawi, maka jtihad itu bisa benar tapi juga bisa keliru.

Keempat, beliau menyadari realita dalam dunia perpolitikan di Indoensia saat ini. Bahwa pada semua kubu ada kelompok-kelompok Islam, bahkan ulama yang selama ini tidak diragukan kredibilitasnya.

Bahkan disebutkan jika kubu-kubu yang bersebarangan masing-masing  melirik ulama atau tokoh umat untuk digandeng menjadi cawapresnya.

Jelas hal ini akan membingunkan umat, bahkan boleh jadi memecah umat ke depan. Dan karenanya sangat “bijak” ketika beliau tidak melibatkan diri dalam memperbesar kemungkinan kebungungan dan perpecahan umat itu.

Kelima, dan inilah poin yang paling saya kagumi. Beliau sadar betul bahwa pada masing-masing individu ada kelebihan-kelebihannya. Tapi bukan berarti dia lebih dalam segala hal.

Seseorang yang ahli agama, hebat dalam orasi, bahkan mampu menjadi magnet massa yang besar, belum tentu hebat dalam kepemimpinan publik (politik). Sadar diri itu adalah modal keselamatan. Banyak orang yang terjatuh ke dalam jurangnya karena tidak sadar siapa dirinya yang sesungguhnya.

Tapi yang paling mengagumkan dari semua itu adalah kenyataan bahwa di tengah-tengah, dengan memakai kata positif “perlombaan” atau memakai kata negatif “ketamakan” untuk mendapatkan kartu pancalonan itu, beliau yang jelas didukung oleh ulama atau sebagian ulama dan tokoh umat, menolak.

Tentu bukan lari dari tanggung jawab, apalagi seperti yang mulai disebut oleh sebagian sebagai lari dari “kata-kata” beliau sendiri. Maklum selama ini beliau mengadvokasi urgensi kekuasaan dalam memperjuangkan kepentingan Islam dan umat.

Beliau menolak karena memang sadar bahwa beliau bukan di bidang itu. Beliau ahli ceramah, dalam ilmu agama, diterima luas dan memungkinkan untuk menang. Tapi beliau sadar terpilih bukan tujuan dalam berpolitik. Modal politik juga bukan hanya baik (kredibilitas). Tapi juga tak kalah pentingnya adalah kesesuaian dan kapabilitas.

Tidak kalah pentingnya politik harus tetap menjaga kepentingan bangsa dan umat yang besar. Dan sudah pasti kepentingan umat dan bangsa terbesar saat ini adalah tetap terjaganya  kesatuan dan kebersamaan untuk membangun negara dan bangsa yang kuat dan menang.

Dan sebagaimana kata beliau, keikut sertaan semua elemen bangsa dalam membangun bangsa ini tidak harus lewat satu pintu. Bukan hanya pintu politik. Tapi melalui banyak pintu. Biarlah beliau tetap menjadi suluh (lentera) umat dalam dakwah dan pendidikan. Sementata yang lain ada ahlinya.

Kira-kira persis seperti pesan Nabi Ya’qub AS kepada putra-putranya: “masuklah dari pintu-pintu yang berbeda”.

Semoga Ustadz Abdus Somad selalu dijaga dalam keistoqamahannya. Semoga Indonesia menemukan pemimpin yang berkapasitas untuk mendayuhnya ke pulau idamannya. Negara yang berkarakter: “baldatun thoyyibatun wa Rabbun Ghafur”.

New York, 6 Agustus 2018

* Presiden Nusantara Foundation
* Imam di kota New York, AS
August 07, 2018

Sombong Tersembunyi

MuslimOnline.Id-  Seorang murid yang sedang bertamu di rumah ustadznya  tertegun heran, ketika melihat sang ustadz sedang sibuk bekerja sendiri menyikat lantai di rumahnya sampai bersih.

Si murid bertanya: "Apa yang sedang ustadz lakukan?

Sang ustadz menjawab: "Tadi saya kedatangan tamu yang meminta nasihat. Saya berikan banyak nasihat. Namun, setelah tamu itu pulang saya merasa menjadi orang hebat. Kesombongan saya mulai muncul. Oleh karena itu, saya lakukan pekerjaan ini untuk membunuh perasaan sombong itu.

Sombong adalah penyakit hati yang bisa menghinggapi setiap orang.

Sombong yang paling rendah adalah sombong karena materi. Merasa lebih kaya, lebih berkuasa, lebih cantik/ganteng, lebih bangsawan atau merasa lebih terhormat daripada orang lain. Inilah kesombongan Fir'aun. Akibat kekuasaannya yang besar, sehingga menganggap dirinya layak menjadi Tuhan.

Sombong tingkat kedua adalah sombong karena kecerdasan. Merasa lebih pintar, lebih paham, lebih bisa, lebih kompeten, lebih berpengalaman, dan semacamnya. Inilah kesombongan orang munafik yang merasa lebih tahu dan lebih berpengalaman  daripada orang beriman. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: “Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh”. Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan“. (Qs. Surat An-Nisa’ : 8).

Namun kesombongan yang paling berbahaya adalah kesombongan karena FAKTOR KEBAIKAN. Ketika kita merasa lebih bermoral, lebih baik, lebih pemurah, lebih banyak amalnya, lebih banyak kontribusinya, lebih ikhlas dan lebih semangat beribadah DARIPADA ORANG LAIN. Inilah kesombongan iblis yang merasa lebih baik daripada Nabi Adam as. "Allah berfirman: 'Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang (yang) lebih tinggi?' Iblis berkata: 'Aku lebih baik daripadanya, karena engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah'." (QS Shaad : 75-76).

"Ana khoirun minhu (Saya lebih baik dari dia)," kata Iblis. Merasa diri lebih baik dari pada yang lain itulah sombong. Dan akibat sombong, maka iblis dikutuk oleh Allah swt.

Sombong tingkat tiga disebut paling berbahaya karena paling tersembunyi. Bahkan pelakunya sendiri seringkali tidak menyadarinya.

Dibutuhkan mujahadah untuk mendeteksi berbagai bentuk kesombongan tersebut dan mengobatinya sebelum ia membesar sehingga makin sulit diobati.

Sering-seringlah memuji Allah, istighfar dan menyungkurkan wajah ini ke tanah (sholat) sehingga tidak besar kepala dan sombong. Juga berdoa dan meminta nasehat dari orang lain.

Ingatlah...hukum alam (baca hukum Allah) ini : Kesombongan cepat atau lambat hanya akan membawa seseorang pada KEHINAAN dan KEJATUHAN DIRI di dunia dan akhirat serta sulit untuk bangkit lagi kecuali setelah pupus rasa sombong itu dari diri seseorang dengan bertaubat.

"Pada hari kiamat orang-orang yang sombong itu akan digiring dan dikumpulkan seperti semut kecil, di dalam bentuk manusia, kehinaan akan meliputi mereka dari berbagai sisi. Mereka akan digiring menuju sebuah penjara di dalam Jahannam yang namanya Bulas. Api neraka yang sangat panas akan membakar mereka. Mereka akan diminumi nanah penduduk neraka, yaitu thinatul khabal (lumpur kebinasaan)”. (Hadits Hasan. Riwayat Bukhari di dalam al-Adabul Mufrad, no. 557; Tirmidzi, no. 2492; Ahmad, 2/179; dan Nu’aim bin Hammad di dalam Zawaid Az-Zuhd, no. 151).

Maka tetaplah RENDAH HATI dan teruslah bertumbuh.
Karena bisa jadi orang yang kita anggap biasa saja tapi ternyata ia lebih hebat daripada kita.

Ustd satria hadi lubis
#RumahDakwahIndonesia

Monday, August 6, 2018

August 06, 2018

Terus Dipertanyakan, Masri Sitanggang: Diskusi GIP-NKRI Tak Perlu Dicurigai

MuslimOnline.Id- Kegitan diskusi rutin Gerakan Islam Pengawal NKRI (GIP-NKRI) bersifat akademis dan terbuka. Oleh karena itu, siapa saja yang ingin tahu apa isi diskusi dan bagaimana pandangan para panelis pemberi pandangan, silahkan saja hadir.

Setiap yang hadir diperkenankan memberikan pandangannya leluasa tentang topik yang dibahas, sekalipun akan mengundang perdebatan. Ini adalah mimbar diskusi akademis bebas. Oleh karena itu, tidak perlu dicurigai.

Demikian ditegaskan Masri Sitanggang, Ketua Umum Gerakan Islam Pengawal NKRI (GIP-NKR), Selasa (7/8/2018), kepada wartawan sehubungan adanya pihak-pihak yang mempertanyakan kegiatan-kegiatan diskusi yang dilakukan GIP-NKRI.

Diskusi GIP NKRI yang akan diselenggarakan pada Ahad tanggal 12 Agustus 2018 bertajuk “Syariat Islam dalam Bingkai NKRI” di hotel Grand Sulthan Jalan Darussalam Medan.

Undangan disampaikan secara terbuka di berbagai grup WA dan siapa saja dibolehkan mendaftar, baik sebagai pendengar maupun sebagai penyumbang pemikiran.  Beberapa kalangan mempertanyakan kegiatan ini kepada Ketua Umum GIP-NKRI dan panitai penyelenggara.

Sebelumnya, GIP-NKRI mengangkat tajuk  “Islam, Pancasila dan Sekularisme (Pertarungan ideology di Indonesia) yang digelar di salah satu Café di wilayah Medan Sunggal. Kegiatan ini terancam gagal karena pihak Café diminta untuk membatalkan acara. Setelah bernegoisasi cukup lama, akhirnya kegiatan berjalan di bawah penjagaan pihak kepolisian. Masri Sitanggang sendiri mempersilahkan anggota kepolisian untuk ikut dalam forum diskusi.

“Kita ingin membangun negeri ini atas landasan akademik”, kata Masri Sitanggang. “Bukan atas dasar prasangka”, lanjutnya. “Ini adalah forum mencerahkan siapa saja yang memiliki peerhatian kpada nasib bangsa”, tamabahnyaa lagi.

Landasan perjuangan GIP-NKRI, kata Masri SItanggang, adalah Islam dan Pembukaan UUD 1945. Negeri ini harus konsisten dibangun sesuai dengan pembukaan UUD 1945. Kedua-duanya (Islam dan Pembukaan UUD 1945) harus sejalan dan tak boleh berbenturan satu sama lain.

“Kita ingin jadi warga Negara yang baik segaligus yang taan kepada Allah dan Rasul-NYa.  Kita tidak ingin menjadi warga negara yang baik tetapi berkhianat kepada Allah dan Rasul-NYa atau sebapiknya, menjadi Islam yang baik tetapi memberontak kepada negaranya”, demikian Masri Sitanggang.
August 06, 2018

Jumpa GNPF, Prabowo Minta Waktu Buat Musyawarah Lagi

MuslimOnline.Id- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengungkapkan isi pertemuannya dengan rombongan tokoh dan pimpinan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama yang digelar di kediamannya di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin malam (6/8/2018).
Ia mengatakan pertemuan tersebut merupakan bagian dari proses musyawarah terkait pilpres 2019. Termasuk membahas nama-nama yang dikabarkan telah mengerucut menjadi dua nama bakal cawapres Prabowo.
"Tentunya ini semua berharap ada keputusan. Tapi saya mengatakan, ini proses musyawarah berjalan. Kita terus mencari yang terbaik," kata Prabowo saat ditemui di kediamannya usai pertemuannya dengan tokoh GNPF Ulama.
Prabowo mengaku perlu mendengar dari berbagai kalangan termasuk dengan GNPF Ulama. Ia menghargai rekomendasi ijtima ulama yang menghasilkan dua nama cawapres Prabowo, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri, dan penceramah Ustaz Abdul Somad. Kendati demikian dirinya juga tetap harus bermusyarawah dengan partai koalisi.
"Saya sampaikan ke kawan-kawan tolong lah kasih kesempatan ke saya untuk musyawarah dan mekanisme politik di Indonesia (koalisi partai) berjalan. Ini masalahnya kita menghargai semua masukan dari mana-mana," tuturnya.
Senin malam rombongan GNPF Ulama mendatangi kediaman Prabowo. Tokoh GNPF Ulama yang hadir dalam kunjungan tersebut antara lain Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak, Ketua Panitia Pengarah Ijtima Ulama Abdul Rasyid Abdullah Syafii, Ketua Garda 212 Ansufi Idrus Sambo, dan Sekjen FUI Alkhathath.
Sementara itu Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais dan Ketua DPP PAN Yandri Susanto juga tampak hadir di kediaman mantan Danjen Kopassus tersebut.
Sejumlah Pimpinan Partai Gerindra yang hadir yaitu Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Fuad Bawazir, dan Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi DKI Jakarta M. Taufik.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, di dalam pertemuan tersebut para ulama GNPF ingin memastikan hasil ijtima' ulama beberapa waktu lalu dibahas dengan partai calon mitra koalisi.
"Dulu kan kawan-kawan (GNPF) datang ke sini menyampaikan hasil ijtima', kemudian Prabowo bilang perlu waktu untuk bicarakan persoalan ini dengan partai-partai, sekarang kedatangan mereka untuk menanyakan bagaimana hasil pembicaraan dengan partai," kata Muzani ditemui usai pertemuan, di Jalan Kertanegara, Jakarta.
Muzani mengatakan, Prabowo sangat menghargai apa yang sudah dihasilkan oleh ijtima' ulama dengan menghasilkan dua alternatif capres-cawapres yakni Prabowo Salim Segaf dan Prabowo dan Ustaz Abdul Somad. Menurutnya hal itu merupakan sebagai bentuk tanggung jawab ulama dalam menata masa depan bangsa.
"Namun Pak Prabowo masih juga harus berkonsultasi dengan sejumlah partai karena sekali lagi Partai Gerindra harus berkoalisi dengan beberapa partai yang ada," ujarnya. [ROL]
August 06, 2018

Allahu Akbar! Edy Rahmayadi Sumbang 2 Sapi ke Tanjung Gusta untuk Idul Adha

MuslimOnline.id- Di sela kunjungan  silaturrahmi Gubsu terpilih H Edy Rahmayadi ke beberapa orang warga binaan Lapas 1 Tanjung Gusta Medan, Sabtu (4/8), Edy menyempatkan diri ke Masjid At Taubah di lokasi areal lapas tersebut untuk Sholat Ashar berjamaah. Dalam kesempatan ini Gubsu terpilih akan menyumbangkan 2 sapi untuk disembelih pada Idul Adha di Masjid At Taubah Lapas 1 Tanjung Gusta Medan.

Sesaat Pengurus BKM At Taubah H Eddy Syofian mengumumkan kehadiran Eddy Rahmayadi warga binaan spontan kaget dan haru menyalami pemimpin terpilih Sumut ini.

Usai Sholat berjamaah, Edy Rahmayadi yang mengenakan baju putih lengan panjang didaulat pengurus BKM menyampaikan pesan dan nasihat kepada warga binaan. Di tengah ratusan jamaah Masjid At Taubah yang berkapasitas 1200 orang tersebut, Edy Rahmayadi menyampaikan rasa bangganya melihat tingginya antusias warga binaan untuk Sholat berjamaah.

"Saya bangga dan haru melihat adik-adik saya, orang tua dan saudara-saudara saya yang begitu cerah wajahnya, bersih dan tampak lebih sehat," ujar Gubsu sambil menyebut nama Rahudman Harahap (mantan Walikota Medan, OK Arya (mantan Bupati Batubara) dan Eddy Syofian (mantan Kaban Kesbangpol Sumut).

Edy Rahmayadi berpesan kepada seluruh warga binaan untuk memanfaatkan waktu beribadah, berolah raga, dan melakukan kegiatan yang positif. " Jadikan penjara ini sebagai Madrashah untuk proses pembelajaran dan perubahan serta pembentukan karakter  dan
keimanan lebih baik lagi. Manakala sudah bebas, saya harap agar bisa menjadi orang yang lebih baik lagi di tengah masyarakat. Orang yang berada di luar, belum tentu lebih baik dari kalian," ujar Edy Rahmayadi sambil memotivasi warga binaan untuk ikhlas dan sabar serta selalu bersyukur kepada Allah SWT sembari sambil Gubsu terpilih tersebut menyebut sepotong ayat Quran dengan fasih. Ia Juga mengajak warga binaan untuk membiasakan Sholat berjamaah di Masjid.

Selesai Edy Rahmayadi menyampaikan sambutan, disambut pekikan Takbir 3 kali oleh jamaah, tampak Edy Rahmayadi meneteskan air mata dan menyalami satu persatu semua jamaah didampingi Plh Ka Lapas 1 Medan Irman Jaya Amd IP SH, Ketua Harian BKM At Taubah H Rahudman Harahap, H Eddy Syofian, OK Arya, Syahlan, Azis Siregar, Abd Wahid dan pengurus BKM lainnya.

Edy Rahmayadi  berjanji akan berkunjung kembali dan meminta untuk mengundangnya pada acara yang diselenggarakan di Lapas.

Saat meninggalkan Masjid At Taubah, Edy Rahmayadi menanyakan kepada pengurus BKM H Rahudman Harahap dan H Eddy Syofian apakah di lapas ada kegiatan penyembelihan hewan qurban ? Dijawab  bahwa setiap tahun warga binaan berqurban dan memasaknya dan dibagikan ke seluruh warga yang saat ini berjumlah 3 265 orang. Mendengar penjelasan tersebut, Edy Rahmayadi menyatakan akan memberikan 2 ekor sapi untuk disembelih pada Idul Adha nanti.

Di tengah ratusan jamaah yang bersalaman dengan Edy Rahmayadi, tiba-tiba jamaah dikagetkan salah seorang warga binaan sambil bersimpuh di kaki Edy Rahmayadi dan mencium tangan Gubsu terpilih dengan menangis menyampaikan permohonan maafnya atas kekhilafannya sehingga harus berada di dalam lapas. Warga binaan tersebut ternyata salah seorang mantan prajurit TNI /Kodam I BB yang terkena kasus narkoba yang dikenal sebagai jamaah yang rajin Sholat di Masjid. Edy dengan haru memeluk mantan anak buahnya tersebut dengan rasa haru. (Zlf)
August 06, 2018

Makna Allahumma dalam Doa

MuslimOnline.Id-Berkata imam Baghawi RA : kalimat اللهم artinya adalah ياالله dibuang ya’ huruf nida’ nya dan digantikan dengan huruf mim.

Sebagian ulama berkata bahwa mim itu adalah huruf singkatan dari آمنا  jadi arti اللهم adalah YAA ALLAH KAMI BERIMAN PADA MU

Artinya sebelum doa kita mengulang iqrar akan keimanan kita

(Ket. Kitab Tasyyiidul bun-yaan karya Habib Umar bin Muhammad bin Thoha Asshifi Asseqaf).

Sumber status Ustadz Mufty Ahmad Ns

August 06, 2018

Presiden Harusnya Berhati-Hati dalam Berkomunikasi

MuslimOnline.Id- Pakar komunikasi dan pendidikan Sumut,  Perys Nasution menegaskan seharusnya Presiden punya aturan dalam berkomunikasi.

"Menurut saya, seorang pemimpin atau pimpinan dalam hal ini, bisa pimpinan ormas, pimpinan parpol, pimpinan lembaga maupun organisasi atau bahkan pimpinan negara yang namanya etika bahasa dalam berkomunikasi itu harus dijaga, baik dalam sistem komunikasinya, tata bahasanya bahkan gesturnya," jelas Perys usai acara Syukuran Ikanas, Ahad (6/8/2018).

Tentang tata bahasa, Perys menilai sangat dipantangkan sekali, seorang pimpinan berkata kasar, kotor atau yang menjurus provokasi karena yang namanya bawahan atau pendukung itu sangat mudah sekali marah dan terhasut kalau pimpinannya berkata seperti itu.

"Selain itu, gestur atau bahasa tubuh yang ditunjukkan karena jengkel, marah dan sebagainya akan direspon oleh bawahan atau pendukungnya dengannmerasakan hal yg sama, jengkel dan marah," jelas sosok yang juga anggoya Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Relawan #2019GantiPresiden Sumatera Utara itu.

Mengenai kasus Jokowi yang berpesan kepada relawannya agar siap berkelahi, Perys mengutarakan bahwa karena Jokowi masih Presiden negeri ini, Presiden untuk seluruh rakyat Indonesia maka harus jujur mengakui kesalahannya dan meminta maaf telah membuat situasi yang tidak kondusif.

"Kesalahannya  berpotensi melaga dan mengadu rakyat serta menambah kekisruhan dan konflik antar anak bangsa," tandas Sekretaris Gerakan Islam Pengawal NKRI itu.

Sunday, August 5, 2018

August 05, 2018

8 Jenis Rezeki dari Allah

MuslimOnline.Id-  1.Rezeki Yang Telah Dijamin.

‎وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
"Tidak ada satu makhluk melatapun yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin ALLAH rezekinya."
(Surah Hud : 6).

2. Rezeki Karena Usaha.

‎وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى
"Tidaklah manusia mendapatkan apa-apa kecuali apa yang dikerjakannya."
(Surah An-Najm : 39).

3. Rezeki Karena Bersyukur.

‎لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."
(Surah Ibrahim : 7).

4. Rezeki Tak Terduga.

‎وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا( ) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
"Barangsiapa yang bertakwa kepada ALLAH nescaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya."
(Surah At-Thalaq : 2-3).

5. Rezeki Karena Istighfar.

‎فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا ( ) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, pasti Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta.”
(Surah Nuh : 10-11).

6. Rezeki Karena Menikah.

‎وَأَنكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِن فَضْلِهِ
"Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak dari hamba sahayamu baik laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, maka ALLAH akan memberikan kecukupan kepada mereka dengan kurnia-Nya."
(Surah An-Nur : 32).

7. Rezeki Karena Anak.

‎وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ
"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu kerana takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.”
(Surah Al-Israa' : 31).

8. Rezeki Karena Sedekah

‎مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً
“Siapakah yang mahu memberi pinjaman kepada ALLAH, pinjaman yang baik (infak & sedekah), maka ALLAH akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipatan yang banyak.”
(Surah Al-Baqarah : 245).


August 05, 2018

Penggunaan Kata Jokowi Berbau Premanisme, Ketum GIP NKRI: Tidak Dapat Jadi Teladan!


MuslimOnline.Id- Ketua Umum Gerakan Islam Pengawal NKRI (GIP-NKRI), Masri Sitanggang prihatin terkait kondisi kepemimpinan Indonesia saat ini. Hal ini terkait pernyataan Jokowi itu yakni  meminta barisan relawan pendukungnya tidak mencari musuh, tapi harus siap bila harus terlibat dalam perkelahian.

Sebagaimana diketahui, pernyataan Jokowi tersebut disampaikan dalam rapat umum dengan barisan relawan di di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu 4 Agustus 2018.

"Perkataan dari Jokowi itu bisa tergolong perilaku tidak terpuji atau minimal menunjukkan bahwa ia tida bisa dijadikan teladan," ujar Masri, Senin (6/8/2018).

Masri bahkan menilai rezim pemerintah saat ini sudah 'berbau premanisme' dengan menggunakan kata-kata yang menggambarkan 'adu fisik'.

Pengurus MUI Kota Medan ini juga mengingatkan bagaimana kekasaran bahasa yang ditunjukkan oleh salah seorang menteri Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan saat dikritisi Amien Rais. Ketika itu, Luhut Binsar Panjaitan bereaksi keras.

“Jangan asal kritik saja. Saya tahu track record-mu (Amien) kok. Kalau kau merasa paling bersih, kau boleh ngomong. Dosamu banyak juga kok, ya sudah diam sajalah. Akan tetapi, jangan main-main, kalau main-main kita bisa cari dosamu kok. Emang kau siapa?” kata Luhut kala itu.

Begitujuga, dengan Ali Mochtar Ngabalin yang menggunakan frasa "Libas" dalam sebuah video dukungan alumni UI ke Jokow dua periode.

Sementara terkait klarifikasi Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP yang menyatakan bahwa yang disampaikan Jokowi soal “berantem” hanyalah kiasan, Masri Sitanggang juga menegaskan hal itu tetap tidaklah tepat.

"Jokowi berbicara di depan para relawan yang siap memenangkan dia dua periode. Pastilah ucapan tersebut tidak bisa dikatakan kiasan, itu ucapan bukan main-main, itu dapat memprovokasi," jelasnya.

Masri mengingatkan bahwa di rezim Jokowi,  ada orang yang dianggap memprovokasi langsung ditangkap. Akan tetapi, ternyata bahasa 'berbau premanisme' justru keluar dari Jokowi sendiri.
August 05, 2018

DOA Ustadz Abdul Latif Khan untuk Lombok

Do’a untuk Saudaraku di NTB

Ya ALLAH,!
Di bawah naungan Rahmat dan kuasa-MU.
Kau Sang RAJA yang memiliki alam raya ini.
Jika  harus pergi melalui petaka ini... atau dg cara apapun
Maka jalan menuju rahmat-Mu lah  yg Kami pilih.
Teguhkan iman dan nyalakan lampu tawakal kami,
Bukalah selendang kasihMU untuk saudara kami yg tertimpa Musibah.
Terbitkan catatan baru dalam 'ILIYYIN  husus bagi  mereka,
Tukarlah rumah2 yang ROBOH  dg Mahligai surga-MU.
Balutlah luka hati mereka  yg kian hancur menjadi LATIF dlm mencintai-MU
Anak2 yg duluan pergi, menjadi perintis jalan menuju surga yg telah KAU bangun.
Para syuhada berjajar menyambut kedatangan mereka.

Ya ALLAH..
DUKA mereka menyayat hati kami.. Sambutlah do'a jeritan kami.
GANTILAH Kerugian mereka dg Ampunan dan Keamanan ABADI di sisi MU.

Aamiin, aamiin, aamiin yaa Rabbal ‘alamiin
August 05, 2018

APA SEBENARNYA HUKUM MEMBATALKAN SHOLAT SAAT BENCANA?

Pertanyaan:
Assalamualaikum wr wb.
Ustadz, Bagaimana hukumnya membatalkan sholat jik terjadi bencana seperti gempa bumi, kebakaran dan sebagainya?


Jawaban:

Pada dasarnya, dalam melaksanakan ibdah yg fardhu atau sunnah maka setiap muslim wajib untuk menyempurnakan ibadah tersebut dan tidak boleh membatalkan ibadah yg sedang dilakukan sebagaimana firman Allah Ta'ala:  "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu membatalkan amal-amalmu". (Muhammad, 33).

Namun dikarenakan hubungan Allah Ta'ala dengan makhluknya dibangun diatas kaidah "musamahah" yakni toleran. maka ada beberapa hal yang dibolehkan membatalkan ibadah yang sedang dilakukan karena hal yang dharurat atau urgen seperti menyelamatkan nyawa orang lain, menyelamatkan harta orang lain, takut kebakaran dsb.termasuklah menyelamatkan diri saat gempa, maka boleh membatalkan sholat ketika gempa. Hal ini berlaku pada sholat fardhu.

Adapun membatalkan ibadah sunnah seperti seperti sholat sunnah maka hal itu boleh walaupun tidak disebabkan oleh hal hal yang urgen atau dharurat. Wallahua'lam.

Ustadz Hadi Suhara Ad-Dimasyqi
Pengasuh Klinik Al-Mustafti (KIAI) Kota Medan
August 05, 2018

Keluarga dalam Perspektif Al-Quran

Oleh : Dr H Zamakhsyari bin Hasballah Thaib Lc MA

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, keluarga dimaknai dengan “sanak saudara; kaum kerabat; orang seisi rumah; anak bini, batih.” Dalam bahasa Arab, kata keluarga sering disebut dengan usrah. Dalam Mu’jam al-Wasith, al-Usrah dimaknai dengan“perisai yang melindungi, keluarga dan kerabat seseorang, satu kelompok yang dihubungkan dengan satu ikatan kesamaan.” 

Kata “keluarga” sebagai sebuah istilah ilmu didefenisikan dengan beragam defenisi sesuai dengan ilmu apa yang dijadikan sebagai pisau analisisnya. Mustafa al￾Khassyab dalam kitabnya “Ilm al-Ijtima’ al-Aili” menjelaskan bahwa keluarga merupakan suatu unit yang menghimpun dan mengatur sekelompok orang yang bertanggung jawab menjaga kestabilan masyarakat dan perkembangannya.” 

Keluarga merupakan satuan terkecil dalam sebuah tatanan masyarakat.  Sedangkan masyarakat merupakan himpunan dari beberapa keluarga. Karenanya, baik dan buruknya suatu masyarakat sangat berkorelasi selaras dengan baik buruknya keluarga. 

Keluarga yang baik merupakan awal dari masyarakat yang sejahtera. Sebaliknya, keluarga yang amburadul dan kacau merupakan pertanda hancurnya sebuah masyarakat. Individu-individu yang baik akan membentuk keluarga yang harmonis. Keluarga￾keluarga yang harmonis akan mewujudkan masyarakat yang aman dan damai. 

Selanjutnya, masyarakat-masyarakat yang damai akan mengantarkan kepada negara yang kokoh dan sejahtera. Maka, jika ingin mewujudkan negara yang kokoh dan sejahtera bangunlah masyarakat yang damai. Dan jika ingin menciptakan masyarakat yang damai, binalah keluarga-keluarga yang baik dan harmonis.

Kata Usrah tidak pernah disebutkan dalam al-Qur’an dengan makna keluarga. Walaupun demikian, akar kata usrah disebutkan sebagian darinya dalam al-Qur’an. Hal ini tidak berarti Al-Qur’an tidak mendudukkan keluarga pada posisi yang strategis. Karena al-Qur’an banyak menggunakan beragam kata lain untuk menunjukkan makna keluarga. Ada kata ahl (أهل) yang bermakna keluarga disebutkan lima kali. Adapula kata ‘asyirah (عشيرة) yang juga menunjukkan makna keluarga sebanyak tiga kali. Ada lagi kata rahth (رهط) yang disebutkan dua kali.

Mengingat begitu pentingnya peran keluarga dalam menciptakan dan  merealisasikan masyarakat yang baik dan sejahtera, tidaklah mengherankan bagaimana al-Qur’an memberikan perhatian yang sangat besar pada pembinaan keluarga. Karena seperti disinggung di atas- seandainya instrumen terpenting dalam masyarakat ini tidak dibina dengan baik dan benar, merupakan suatu kemustahilan mengharapkan terwujudnya sebuah tatanan masyarakat idaman.

Al-Qur’an menggambarkan bahwa Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah menciptakan dari Adam pasangannya Hawa, dan memerintahkan Adam  agar hidup tenang bersama istrinya. “diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini..” (QS. Al-Baqarah: 35)

Perintah ini sifatnya umum, artinya semua pria dari keturunan Adam akan merasa tenang jika mereka bersama dengan pasangan mereka. “tempatkanlah mereka (para isteri) di mana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu...” (QS. At-Thalaq: 6) Sebagaimana Allah menjadikan malam hanya sebagai sumber ketenangan (lihat QS. Al-An’am ayat 96), dan menjadikan rumah sebagai sumber ketenangan (lihat QS an￾Nahl ayat 80), Allah menjadikan pula isteri sebagai sebab ketenangan bagi suami dan sebaliknya menjadikan suami sebab ketenangan bagi isteri. “dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya…” (QS. Ar-Ruum: 21)

Allah juga berfirman: “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya…” (QS. Al￾A’raaf: 189)
Keluarga adalah sumber ketenangan bagi suami, ketenangan bagi isteri, dan tempat tumbuh kembangnya anak, dan tempat utama pendidikan. Sekiranya keluarga ini baik, maka akan baik pula ummatnya. Umat yang perduli dengan keluarga maka umat itulah yang akan sukses dalam kepemimpinan.

Untuk itulah, syara’ meletakkan aturan dan pondasi untuk melindungi keluarga dari berbagai aspek. Syara’ meletakkan batasan – batasan bagi kedua pasangan, baik hak maupun kewajiban. Memperhatikan dan peduli dengan pembentukan keluarga merupakan salah satu wujud syukur terhadap nikmat Allah.

Ada begitu banyak gambaran yang dipaparkan al-Qur’an tentang pernak pernik keluarga, dengan beragam problematika dan bentuknya. Tujuannya hanya satu agar kita mengambil pelajaran dan I’tibar darinya.

Ada gambaran ayah yang mendapatkan hidayah yang berkata kepada putranya: “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama Kami…” (QS. Huud: 42) Namun si anak tetap keras kepala, bahkan ia berkata kepada ayahnya: “anaknya menjawab: "Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!" (QS. Huud: 43)

“Nuh berkata: "tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah (saja) yang Maha Penyayang". (QS. Huud: 43) Begitulah kondisi si anak yang terus keras kepala dan membantah seruan tanda kasih sayang dan cinta ayahnya, hingga akhirnya ia tenggalam.
Adapula gambaran ayah yang mendapatkan hidayah yang terus memperhatikan dan peduli dengan pendidikan anaknya sedari kecil, agar anaknya menjadi anak yang saleh.

“Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". (QS. Luqman: 13) Lalu si ayah terus menasehati anaknya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (QS. Luqman: 17-19)

Ada pula gambaran tentang anak yang mendapatkan hidayah yang berjumpa dengan ayahnya yang sesat. Bagaimana digambarkan si anak berupaya mengajak si ayah agar menerima jalan hidayah dan bersegera kepadanya.

“ingatlah ketika ibrahim berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun? Wahai bapakku, Sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, Maka ikutilah Aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu durhaka kepada Tuhan yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan yang Maha pemurah, Maka kamu menjadi kawan bagi syaitan". (QS. Maryam: 42-45)

Walaupun mendapatkan penolakan dan kecaman keras dari si ayah, sang anak tetap tidak menyerah menyeru ayahnya dengan hikmah dan kebijaksanaan, bahkan ia terus mendoakan hidayah bagi ayahnya dan beristighfar untuknya.

Ibrahim berkata: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan memintakan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku. (QS. Maryam: 47)

Walaupun demikian, si anak tidak pernah sedikitpun ikut serta dalam kebathilan yang dikerjakan si ayah bersama kelompoknya. “dan aku akan menjauhkan diri darimu dan dari apa yang kamu seru selain Allah, dan aku akan berdoa kepada Tuhanku, Mudah￾mudahan aku tidak akan kecewa dengan berdoa kepada Tuhanku". (QS. Maryam: 48)

Bahkan keseriusan si anak mendoakan si ayah tidak menghalanginya untuk  mencari tahu posisi doa dan istighfar tersebut dalam timbangan syara’, hingga akhirnya si anak sadar bahwa ayahnya telah menjadi musuh bagi Allah. “dan permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya tidak lain hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka, tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, Maka Ibrahim berlepas diri dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya lagi Penyantun.” (QS. At-Taubah: 114)

Siapa yang membaca al-Qur’an akan menemukan contoh – contoh keluarga yangberagam, mulai dari keluarga Adam dan Hawa, hingga keluarga di masa turunnya wahyu, seperti keluarga Nuh as, Keluarga Luqman, Keluarga Ibrahim,  Al-Qur’an mengabadikan potret bagaimana seorang Ibrahim as sangat merindukan kehadiran seorang anak yang saleh, hingga dalam do’anya ia tidak pernah lupa memhon kepada Allah. Justru kemudian setelah dikaruniakan anak, Ibrahim diuji  dengan perintah untuk menyembelih anaknya.

“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang Termasuk orang￾orang yang saleh. Maka Kami beri Dia khabar gembira dengan seorang anak yang Amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar". tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. Ash-Shaffaat: 100-107)

Al-Qur’an juga membuat gambaran tentang persaudaraan dengan beragam problematika dan bentuknya. Ada gambaran du asaudara yang saleh, Harun bersama Musa as. Bagaimana Musa memohon kepada Allah agar menganugerahkan kepada Harun kenabian dan kerasulan.

“dan saudaraku Harun Dia lebih fasih lidahnya daripadaku, Maka utuslah Dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkata- an)ku; Sesungguhnya aku khawatir mereka akan mendustakanku". Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, Maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang.” (QS. Al-Qashash: 34-35)
“dan Jadikanlah untukku seorang pembantu dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan Dia kekuatanku, dan jadikankanlah Dia sekutu dalam urusanku,” (QS. Thahaa: 29-32)

Seorang saudara yang baik tidak pernah pelit untuk menasehati saudaranya yang lain saat ia membutuhkannya. “dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), Maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. dan berkata Musa kepada saudaranya Yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan". (QS. Al-A’raaf: 142).

Saudara yang baik tidak akan membiarkan saudaranya berada dalam kesalahan, bahkan mencoba mengembalikan saudaranya kepada kebenaran. “berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat, (sehingga) kamu tidak mengikuti Aku? Maka Apakah kamu telah (sengaja) mendurhakai perintahku?" Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; Sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan kamu tidak memelihara amanatku". (QS. Thahaa: 92-94)

Ada juga gambaran saudara – saudara yang diadu domba oleh syaithan, hingga tega melakukan pada saudaranya apa yang tidak sepantasanya dilakukan, walaupun kemudian yang bersalah bertaubat dan kembali pada kebenaran. Kisah Yusuf dan saudara – saudaranya yang membuangnya ke sumur tua. Walaupun saudaranya berbuat keburukan terhadapnya, tetapi Yusuf selalu mengingat kebaikan ayah dan saudaranya kepadanya, bahkan di saat ia berada dalam penjara sekalipun.

“dan aku pengikut agama bapak-bapakku Yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi Kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada Kami dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya).” (QS. Yusuf: 38) Yusuf sangat cepat memaafkan kesalahan saudara – saudaranya, “mereka berkata:  "Demi Allah, Sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas Kami, dan Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)". Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah Maha Penyayang diantara Para Penyayang". (QS. Yusuf: 91-92)

Bukti Yusuf memaafkan saudaranya, di saat keluarganya kesulitan memperoleh makanan, di saat musim paceklik, ia tetap membantu merea sebaik mungkin dengan kekuasaan dan otoritas yang dimilikinya. “dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku". (QS. Yusuf: 93)
Al-Qur’an juga membuat gambaran dua saudara, dimana di saat salah satu dari keduanya, hatinya dipenuhi dengan dengki dan iri kepada sauadaranya yang lain, akhirnya ia memusuhi sauadara yang mnyayanginya, bahkan berujung hingga si saudara tega membunuh saudaranya sendiri. “Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu … Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, Maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi.” (QS. Al￾Ma’idah: 27-30)

Selain itu, al-Qur’an juga dipenuhi dengan gambaran suami dengan isterinya. Ada gambaran suami istri yang sama – sama beriman, seperti keluarga Ibrahim dengan kedua isterinya Sarah dan Hajar. Ibrahim diuji dengan istri dan anaknya, dan keduanya memnggambarkan keteladanan dalam kesabaran yang luar biasa. Satu keluarga semuanya tegar menghadapi ujian keimanan dari Allah, mulai dari ayah, ibu, hingga anak. Belum lagi ujian Allah kepada istri pertama Ibrahim lambat memperoleh keturunan, hingga akhirnya karena usaha dan do’a akhirnya Sarah dan Ibrahim dikaruniakan Ishaq.

Ada pula gambaran isteri yang kafir, walaupun bersuamikan seorang suami yang menjadi nabi sekalipun, keimanan suaminya tidak dapat menyelamatkannya dari azab Allah. Seperti gambaran isteri Nuh dan Luth AS “Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), Maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya):  "Masuklah ke dalam Jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". (QS. At￾Tahriim: 10)

Adapula gambaran pasangan suami isteri yang sama – sama kafir yang saling bekerja sama dalam memperjuangkan kebathilan dan memadamkan kebenaran. Seperti gambaran keluarga Abu Lahab dan Isterinya Umm Jamil. “binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar. yang di lehernya ada tali dari sabut.” (QS. Al-Masad: 1-5)

Adapula gambaran isteri yang mukmin yang diuji Allah menjadi pasangan bagi suami yang benar – benar tenggelam dalam kekufuran, hingga cahaya hidayah sulit masuk ke dalam qalbunya. Seperti gambaran Asiyah isteri Fir’aun yang terus memelihara iman dan kesuciannya. “dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang￾orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS. At-Tahriim: 11)

Al-Qur’an juga banyak bercerita mengenai masa kehamilan Isa as, masa kehamilan Yahya as, dan masa kehamailan Ishaq as. Selain itu, al-Qur’an juga bercerita tentang masa penyusuan dan pendidikan Musa serta Ismail as. Di samping itu, al-Qur’an juga menggambarkan tentang perjuangan para Ibu. Ada isteri Imran yang hamil, dan bernazar bahwa bayinya jika lahir selamat akan mengabdi di Baitul Maqdis. Ada juga ibunda Musa yang saat hamilnya diliputi rasa cemas dan takut, Fir’an akan membunuh anaknya, hingga kemudian Allah mengutus Jibril kepadanya dan memberikan ilham kepadanya tentang apa yang harus dilakukannya demi keselamatan putranya.

Sesungguhnya begitu banyak gambaran al-Qur’an bagi yang mau memperhatikannya. Setiap gambaran dan kisah mengandung begitu banyak pelajaran dan  ibrah yang sungguh saying untuk diabaikan. Al-Qur’an selalu menekankan bahwa iman dan amal salehlah bekal yang paling utama untuk membangun keluarga yang ideal. Karena hanya dengan iman dan amal salehlah suatu keluarga mampu bersabar menghadapi berbagai ujian Allah dalam kehiduapan. Kesabaran sebagai buah iman inilah yang akan menghilangkan rasa sedih, gundah, takut, dan problem kejiwaan lainnya.

Ujian Allah dalam kisah kelurga yang diabadikan dalam al-Qur’an merupakan ujian yang maksimal yang mampu dihadapi dengan semangat iman yang maksimal pula. Seharusnya, untuk menghadapi ujian yang lebih ringan dari itu, seorang mukmin harus siap dan sigap menghadapinya. Tidak ada yang menghadapi ujian dan cobaan terkait anaknya melebihi cobaan Allah untuk Ibrahim, Nuh, dan Ya’qub as. Tidak ada pendakwah yang menghadapi kesulitan dalam dakwahanya melebihi ksulitan yang dihadapi Musa, Nuh, dan Ibrahim. Tidak ada yang menjadi korban konspirasi melebihi Yusuf dan Ya’qub. Namun itu semua bagian dari lika – liku kehidupan yang perlu diambil ibrah darinya.

Dewasa ini, institusi keluarga dihadapkan dengan tantangan yang semakin kompleks, mulai dari upaya meredefenisi keluarga, tidak lagi hanya mencakup keluarga normal semata, namun beragam upaya dilakukan untuk mensosialisasikan pernikahan sejenis yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kampanye LGBT. Belum lagi tantangan terus meningkatnya angka perceraian di berbagai daerah, baik di Indonesia maupun dunia Islam secara keseluruhan. Dan banyak tantangan – tangan lainnya. 

Walaupun demikian, harus disadari di tengah situasi yang sulit seperti ini sekalipun, upaya menjaga institusi keluarga merupakan tanggung jawab kita semua. 
August 05, 2018

Di Sumut, UAS Tegaskan Tak Bersedia Jadi Cawapres



MuslimOnline.Id- Ustadz Abdul Somad kembali ke tanah Sumatera Utara, tepatnya Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Ahad (5/8/2018).

UAS menghadiri silaturahim Ikatan Keluarga Nasutioan (Ikanas) sekaligus syukuran atas terpilihnya Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023.

Usai memberikan tausiyah yang diadakan di pondok pesantren Darul Quran Jenderal Besar AH Nasution, UAS kembali menegaskan bahwa ia tidak bersedia menjadi cawapres.  Demikian disampaikan aktivis Islam Sumut, H Dony Syafrizal yang langsung mengkonfirmasi kepada UAS.

"Allhamdulillah sore ini saya dengan ustadz Abdul Somad  di Medan, saya konfirmasi langsung ke beliau kalau beliau tidak bersedia menjadi wakil presiden," ujar Dony.

Dony menjelaskan bahwa ketidakbersediaannya, karena UAS menilai Wapres bukan posisi yang tepat baginya. "Dia tidak mau mengecewakan umat. Karena dia bukan orang yg tetap menjabat itu," pungkasnya.

Sebelumnya dalam tausiyahnya, UAS menyampaikan pentingnya agar menyekolahkan anak di pesantren.