Moeslimonline.com. Perjalanan aktivitas kita, kembali membawa kita bertemu dengan tamu agung yakni bulan Ramadhan. Dimana pada bulan yang mulia ini menjadi momentum yang paling tepat bagi kita untuk totalitas penghambaan kepada Allah untuk semata mata menyandarkan diri kita kepada Allah SWT
Rasulullah SAW. bersabda: Barang siapa yang menyandarkan dirinya pada harta ia akan berkurang dan barang siapa yang menyandarkan dirinya pada kekuasaan ia akan dihinakan dan barang siapa yang menyandarkan dirinya pada ilmu ia akan disesatkan. Maka ketahuilah barang siapa yang menyandarkan dirinya pada Allah Dia tidak akan berkurang, tidak akan menghinakan dan tidak pula menyesatkan karena Dia Maha agung lagi Maha Tinggi.
Menyandarkan diri pada Allah SWT. merupakan hajat manusia yang sesungguhnya. Ia akan mencapai kehormatan dan kemuliaan yang hakiki. Sesuatu yang menjadi watak dan karakternya. Upaya untuk menyandarkan diri pada Allah SWT. jalan yang perlu ditempuh adalah dengan Tazkiyah dan tarqiyah ubudiyah.
Banyak variable yang mempengaruhi kualitas Tazkiyah dan Tarqiyah ubudiyah seorang mukmin kepada Allah SWT. Sehingga kualitasnya mengalami pasang surut. Variabel yang mempengaruhinya diantaranya: Waktu yang tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk selalu beribadah kepada Allah SWT., kondisi baik suasana maupun lingkungan, motivasi yang kuat serta imbalan yang akan diperolehnya. Dari faktor tersebut diatas Allah SWT. menganugerahkan suatu waktu yang sangat kondusif mendorong dan mengarahkan diri orang-orang beriman untuk selalu melakukan Tazkiyah dan Tarqiyah Ubudiyah, yaitu Ramadhan.
Menjadi sebuah keharusan bagi kader-kader dakwah untuk menjadikan Ramadhan sebagai bulan Tazkiyah dan Tarqiyah dengan berupaya untuk selalu mengoptimalkan amaliyah Ramadhan.
Dinamika dan kehidupan Ramadhan adalah dinamika dan kehidupan yang sarat dengan amal dan ibadah dalam upaya mendapatkan kedekatan pada Allah SWT. Sehingga seorang mukmin akan mengoptimalkan masa Ramadhan itu untuk meraih derajat orang yang paling mulia di sisi Allah SWT.
Dengan kata lain orang yang telah mengoptimalkan amaliyahnya di bulan Ramadhan, maka ia telah menggondol ijazah takwa sebagai gelar rabbany. Sebagaimana firman Allah SWT.
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. 2:183)
Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan ikhlas dalam pelaksanaannya maka ia akan diampuni dosa-dosa sebelumnya (dan yang akan datang) HR. Bukhari dan Muslim.
Dengan diperolehnya ijazah taqwa, maka sesungguhnya kita telah mendapatkan bekal yang terbaik untuk ikut berkontribusi dalam membangun masyarakat menuju masayarakat rabbani. Dan itulah sebaik baik bekal, bekal untuk kehidupan dunia dan akhirta (QS al baqoroh : 197).
Sebab dengan terealisirnya taqwa maka muncullah furqonan (pembeda antara yang haq dan bathil, pembeda antara yang halal, haram dan syubhat) seperti yang Allah tegaskan dalam Qs Al-Anfaal: 29. Realisasi taqwa juga berarti terealisirnya makhrojan (solusi) dari berbagai macam persoalan kehidupan dan ia akan menjadi faktor yang menjadikan aktivitas mengisi kehidupan menjadi yusron (mudah). Bahkan Allah SWT menjanjikan kepada kita dengan taqwa itu kita akan meraih pahala yang sangat besar berupa penghapusan kesalahan dan pelipat gandaan pahala. (Qs Ath-Tholaq: 2-4).
Tarqiyah ubudiyah yang tidak kalah penting pada bulan Ramadhan adalah membentuk opini Islam kepada masyarakat luas sekaligus merekrut mereka. Bulan Ramadhan ini sarana yang efektif digunakan untuk menyebarkan fikrah Islam karena banyak kegiatan kajian-kajian keislaman yang digelar pada saat-saat tersebut.
Jangan lupakan sarana dan media Ramadhan ini untuk menjadikannya sebagai sarana membentuk opini umum dengan opini keislamanan sebagaimana yang kita fahami. Ia akan menjadi ladang dakwah kita yang besar. Yang pada saatnya akan menjadi pendukung barisan dakwah. Sehingga selepas Ramadhan kita dapat menikmati panen raya dari berkah dakwah Ramadhan tersebut.
Dengan demikian, maka Ramadhan sebagai sarana yang telah diformat bagi orang beriman untuk mentazkiyah dan mentarqiyah diri serta untuk berkontribusia secara aktif dalam proses-proses pembinaan masyarakat menuju perubahan masyarakat dengan masyarakat berkarakter rabbani. Oleh karena itu seorang mukmin apalagi kader dakwah sudah semestinya mempersiapkan diri mengikuti civitas akademika Ramadhan ini dengan persiapan yang matang guna mewujudkan hakikat penghambaan dan penyandaran diri yang sebenarnya pada Allah Rabbal 'Alamin. (wallahu alam)
No comments:
Post a Comment