Breaking News

Nasional

Wednesday, July 31, 2019

July 31, 2019

Pilkada Binjai 2020: Koalisi Golkar dan PKS Semakin Terang

Muslimonline.id-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Kota Binjai memulai safari politik ke seluruh parpol di Kota Binjai pada Selasa (30/7) sekitar pukul 11.00 WIB, dengan berkunjung ke kantor DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Binjai Jalan Wijaya Kesuma, Kelurahan Pahlawan, Kecamatan Binjai Utara.

Rombongan Partai Golkar dipimpin langsung oleh ketuanya H. Zainuddin Purba, S.H didampingi Sekjen H. Noor Sri Syah Alam Putra S,T., Ketua Dewan Pertimbangan H. Zulhamsyah Fiar Hasibuan, H. Akhiruddin Lubis, anggota DPRD Binjai H. M. Yusuf, S.H. M.Hum, Hj. Norasiah, Hj.Suhartini dan jajaran fungsionaris Golkar lainnya.

Kedatangan rombongan partai berlambang  beringin ini disambut hangat oleh Ketua DPD PKS Binjai, Muhty Ardiansyah, S.Pd., Sekum Abdur Rahman, S.H, Bendahara Umum, Ahmad Taib Lubis, S.E, caleg terpilih DPRD Binjai Hairil Anwar, S.Pd.I dan H. Marasong Lubis, S.Sos serta sejumlah pengurus.
Dalam pertemuan itu Sekjen Golkar menyampaikan hasil Rapat Pleno Diperluas bahwa Zainuddin Purba adalah calon tunggal Walikota dari Golkar Binjai.

"Besar harapan kami dapat untuk menyatukan visi-misi parpol dengan sama-sama kita melangkah untuk kota Binjai, " ungkap politisi yang akrab disapa Haji Kires tersebut.

Sementara itu Zainuddin Purba sendiri tegas menyampaikan keinginannya menggandeng PKS dalam laga demokrasi lokal tahun depan.

"Kami sangat sungguh-sungguh untuk bisa berjalan bersama dengan PKS. Kami ingin membawa satu reformasi bukan melalui politik uang. Melainkan, politik dengan visi-misi untuk membangun kota Binjai. Saya yakinkan kepada PKS Binjai bahwa koalisi itu adalah menyatukan satu kesatuan. Untuk selanjutnya saya akan memberikan ruang yang luas untuk sama membangun masa depan Binjai, " ujar Ketua DPRD Binjai itu.

Ketua PKS Binjai pun menyambut baik silaturahim dan ajakan berkoalisi dari Golkar. Apalagi ada kesamaan visi dari Pak Uda -sapaan akrab Zainuddin Purba-dalam pemberantasan narkoba di kota rambutan.

"Nama Pak Uda sudah masuk radar PKS dan telah dikirim ke DPP PKS untuk dipertimbangkan sebagai calon kepala daerah, selain tiga nama kader PKS hasil penjaringan internal, " terang Muhty.

Lebih lanjut Sekum PKS Binjai menerangkan bahwa partai dakwah itu telah melakukan Pemilihan Umum Internal dan berhasil menjaring tiga nama untuk diteruskan ke DPP.

Pertemuan ini diakhiri dengan makan siang bersama dan shalat zuhur berjamaah.
July 31, 2019

Delegasi Taliban Ke Indonesia,Ternyata Ini Agenda Mereka

Muslimonline.id-Delegasi Taliban secara mengejutkan berkunjung ke Indonesia dan melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah pihak, di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Peneliti Hubungan Internasional CSIS, Fitriani menilai kunjungan Taliban ke Indonesia bagian dari komitmen politik luar negeri Indonesia, yakni mewujudkan perdamaian dunia.

Ia berkata Indonesia sejak awal terlibat dalam upaya membangun perdamaian di Afghanistan. Salah satu tindakan Indonesia dalam hal itu ditandai dengan kehadiran Wapres JK dan Menteri Luar Negeri Retno L. Marsudi dalam Afghanistan Peace Process di Kabul, Afghanistan, tahun lalu.

"Kunjungan ini adalah kelanjutan komitmen politik luar negeri Indonesia. Menindaklanjuti tahun lalu Bu Retno dan Pak JK ikut serta Kabul Peace Process," ujar Fitriani kepada CNNIndonesia.com, Rabu (31/7).

Dalam proses diplomasi ini, Fitriani menyampaikan bahwa Indonesia hendak memberi inspirasi kepada Taliban mengenai Islam moderat. Mengingat, sebagai sebuah gerakan Taliban sangat konservatif selama ini.

Meski demikian, Fitriani melihat skenario agar Taliban memahami soal Islam moderat tidak dilakukan melalui pemerintah, melainkan melalui PBNU dan MUI. Sebab pemerintah Indonesia tidak akan didengar oleh Taliban ketika memberi penjelasan soal Islam moderat.

"Jadi perlu multi-track diplomacy. Jadi Bu Retno bertemu dengan Kementerian Luar Negeri Afghanistan. Sementara track satu lagi diakomodasi oleh pertemuan NU dan Taliban," ujarnya.

Terkait dengan upaya itu, Fitriani kembali menyampaikan Indonesia berharap pertemuan antara Taliban dengan pemerintah Indonesia bisa menunjukkan bagaimana kelompok Islam bisa berdamai dengan pemerintah.

Lebih lanjut, Fitriani berkata keaktifan Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia, termasuk di Afghanistan sudah sesuai dengan harapan konstitusi. Tak hanya itu, peran itu juga sejalan dengan posisi Indonesia sebagai bagian dari Dewan Keamanan PBB.

Adapun soal peran Indonesia dalam perdamaian di sebuah negara sejatinya pernah dilakukan. Tahun 1990 misalnya, Indonesia menjadi mediator perdamaian untuk Kamboja.

"Alangkah baiknya jika Indonesia bisa menghasilkan bukti hasil kerjanya di masa menjadi anggota DK PBB 2019-2020 dengan mewujudkan perdamaian di Afghanistan," ujar Fitriani.

Di sisi lain, Fitriani menyayangkan pemerintah hanya mempertemukan Taliban dengan PBNU dan MUI. Seharusnya Taliban juga dipertemukan dengan gerakan serupa yang ada di Indonesia, yakni Gerakan Aceh Merdeka.

"Menurut saya kalau Taliban bertemu dengan PBNU sebenarnya kurang lengkap ya. Harusnya sekalian bertemu dengan GAM," ujarnya.

Meski begitu Fitriani menilai pemerintah Indonesia dan PBNU kurang melakukan diplomasi publik ketika menerima kunjungan Taliban. Ia melihat penjelasan pemerintah hanya seputar perdamaian di Afghanistan.

"Kurangnya diplomasi publik justru membuat kesan bahwa Indonesialah yang justru dipengaruhi Taliban dan menyetujui tindakan mereka," ujar Fitriani.

July 31, 2019

Said Aqil: Deddy Corbuzier Resmi Jadi Anggota Nahdlatul Ulama

Muslimonline.id-Setelah resmi menjadi mualaf dan mempelajari agama Islam, Deddy Corbuzier kini juga resmi menjadi bagian dari Nahdlatul Ulama. Deddy diterima oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj dalam acara Istigasah di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Rabu malam.

"Gus Deddy hari ini resmi diterima menjadi anggota Nahdlatul Ulama," ungkap KH Said Aqil seperti dikutip dari Antara.

Tak seorang diri, Deddy terlihat hadir bersama Gus Miftah selaku pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta. Keduanya terlihat hadir sekitar pukul 21.03 WIB dengan pengawalan ketat dari banser NU.

Dalam kesempatan tersebut, Deddy mengaku bangga sudah bisa menjadi seorang mualaf.
Ia pun sempat menuangkan keresahan hatinya di depan KH Said Aqil dan ribuan orang yang menghadiri Istigasah menyangkut komentar netizen saat mengetahui dirinya sudah menjadi mualaf.

"Pernah sekali saya ditanya bagaimana anak saya (Azka) setelah saya masuk Islam, saya takut karena katanya kalau anak saya tidak masuk Islam yang dosa ayahnya," ujar Deddy.

"Kalau kamu ingin membawa orang menikmati keindahan Islam, jangan buat mereka takut," tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Deddy mengaku bangga sudah bisa menjadi seorang mualaf.
Ia pun sempat menuangkan keresahan hatinya di depan KH Said Aqil dan ribuan orang yang menghadiri Istigasah menyangkut komentar netizen saat mengetahui dirinya sudah menjadi mualaf.

"Pernah sekali saya ditanya bagaimana anak saya (Azka) setelah saya masuk Islam, saya takut karena katanya kalau anak saya tidak masuk Islam yang dosa ayahnya," ujar Deddy.

"Kalau kamu ingin membawa orang menikmati keindahan Islam, jangan buat mereka takut," tambahnya.

Sebelumnya, Deddy Corbuzier mengucapkan dua kalimat syahadat di Pesantren Ora Aji Sleman dengan dibimbing oleh Gus Miftah pada 21 Juni lalu.

Monday, July 29, 2019

July 29, 2019

Hadapi Pilkada 2020, PKS Siap Rebut Walikota Medan

Muslimonline.id-Medan,-Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumut menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Caleg Terpilih PKS untuk DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota di Garuda Plaza Hotel Medan, Minggu (28/7/2019) kemarin.

Acara yang diikuti sekitar 200 pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) PKS se-Sumut dan 58 Caleg terpilih PKS tersebut membahas persiapan PKS menghadapi Pilkada serentak 2020 di 23 Kabupaten/Kota se-Sumut.

Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah (Wilda) Sumbagut Ir. Tifatul Sembiring dalam pengarahannya menekankan bahwa PKS akan aktif terlibat di minimal 11 daerah dari 23 Kabupaten/Kota se-Sumut yang menggelar Pilkada.

Di antara yang menjadi fokusnya adalah Pilkada Kota Medan. Disebutkannya bahwa Pemilihan Umum Internal (PUI) untuk Pilkada Medan telah selesai. "Insyaallah dalam waktu dekat kita launching kader kita yang akan diusung dalam Pilkada Medan," ujarnya.

Meski dana PKS terbatas, dia berkeyakinan dengan kerjasama semua kader, PKS bisa mendorong kadernya ikut menjadi calon Walikota, bukan cuma Wakil Walikota. "Dengan kerjasama dan keyakinan bersama semua kader, kursi Walikota Medan 2020-2025 akan kita rebut untuk menuju Kota Medan menjadi kota religius yang lebih baik," papar Tifatul.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum DPW PKS Sumut DR. H. Hariyanto, LC, MA mengatakan acara  ini dilakukan untuk membekali Caleg yang terpilih agar siap tempur.

"Selain itu, juga ada Bimtek yang isinya membekali para Caleg Terpilih agar siap tempur berjuang melalui kursi parlemen memastikan ada pembelaan maksimal terhadap ummat ini," ungkanya

Disebutkannya, para calon anggota dewan terpilih juga diambil sumpahnya atas nama Allah untuk memperjuangkan aspirasi ummat.

 "Mereka kita sumpah dan menandatangani pakta integritas untuk memperjuangkan ummat," ujarnya seraya menambahkan bahwa mereka sangat mewanti-wanti Caleg terpilih tidak "terpeleset" saat menduduki kursi dewan yang memang besar godaannya.

Friday, July 19, 2019

July 19, 2019

VIRAL!!! Pernyataan Ustadz Rahmat Baequni Dibantah Pemuda Ini

Foto: FB Anugrah Roby Syahputra

Muslimonline.id-Beberapa hari belakangan ini sedang viral di facebook postingan yang berisi tulisan seorang pegiat literasi, Anugrah Roby Syahputra yang isinya membantah beberapa pernyataan Ustadz Rahmat Baequni. Sampai saat berita ini diterbitkan, postingan tersebut telah dibagikan lebih dari 100 kali. Berikut kami lampirkan tulisan yang kami kutip langsung dari laman facebook beliau.

Judul: Mengapa Saya Enggan Datang ke Kajian Ustadz Rahmat Baequni?

Nama Ustadz Rahmat Baequni seketika menjadi populer pasca viralnya potongan ceramah sang dai seputar Masjid Al Safar di Rest Area KM 88 yang dituduhnya berdesain khas persaudaraan rahasia, Illuminati. Pasalnya –menurut URB- di bagian mihrab terdapat simbol segitiga. Begitu pula dengan arsitektur masjid secara keseluruhan. Atas inisiatif MUI Jabar, URB kemudian didudukkan satu meja dengan Ridwan Kamil, Gubernur Jabar yang juga arsitek masjid tersebut dalam sebuah forum tabayyun. Ujungnya adalah pernyataannya yang lebih berbahaya lagi:
"Haram hukumnya simbol itu ada di dalam masjid karena simbol itu akan membatalkan salat kita dan akan menggugurkan tauhid kita. Betul?"
Secara fiqih, kalimat tersebut sangat problematis. Apakah ada dalil yang menyatakan bahwa simbol segitiga adalah haram? Ulama manakah yang telah berfatwa demikian? Atau barangkali URB telah membuat ijtihad sendiri sehingga muncul soal lanjutan: apakah URB memang tergolong ulama mujtahid?
Inilah sebagian alasan kenapa saya enggan datang ke kajian URB ketika beliau datang ke kota saya pekan ini untuk mengadakan tabligh akbar. Sejumlah komunitas anak muda hijrah sangat semangat menyebarkan informasi acara ini dan mengajak karibnya hadir. Niatnya tentu bagus sebagai syiar dakwah Islam. Tapi bagaimana dengan isinya?

Fenomena Kajian Akhir Zaman
Belakangan ini kajian tentang fenomena akhir zaman amat laris manis. Masjid membludak dipadati jamaah yang penasaran dengan cerita-cerita tentang Dajjal, Nabi Isa as dan Imam Mahdi. Saya senang dengan realitas ini. Sayangnya, sejumlah muballigh sering kebablasan. Karena ini adalah perkara ghaib, maka seyogianya pembahasannya mesti dicukupkan pada uraian periwayatan yang shahih, atau seminimalnya hasan.
Jika ada tafsiran ulama, harus disebutkan menurut pendapat siapa. Sehingga umat tahu bahwa pendapat tersebut bukanlah absolut atau ijma’ yang wajib diikuti. Sementara bila ada tambahan yang berasal dari hadits-hadits yang dhaif, maka harus ada keterangan penjelasnya. Apalagi jika dibumbui dari kisah israiliyat bahkan cerita anonim yang lebih tepat disebut mitos.
Yang paling mengerikan bagi saya adalah memastikan peristiwa tertentu di masa kini dengan nubuwwat Nabi SAW. Misalnya ada sebagian pegiat kajian akhir zaman yang menyebut bahwa Imam Mahdi telah bersama Ashhabu Rayatis Suud yang kemudian dipastikan pasukan tersebut adalah Thaliban di Afghanistan.
Ada pula Ustadz Abu Fatiah Al-Adnani yang pernah menulis buku “Dajjal Telah Muncul dari Khurasan”. Intinya, ada seseorang yang dituduh sebagai Dajjal bernama Sai Baba karena dianggap memiliki banyak kesaktian. Eh, ternyata Sai Baba ini meninggal dunia pada tahun 2011. Gugurlah semua spekulasi selama ini. Rupanya si terduga hanyalah sesosok guru spiritual belaka.
Sebenarnya bisa dibilang URB terjerumus di lubang yang sama. Beliau mencampuradukkan dalil syar’i dengan dongeng, sehingga kebenaran justru semakin samar. Misalnya beliau mengatakan bahwa Tembok Raksasa Cina dibangun oleh raja Mesir yang beriman Dzulqarnain untuk menghalangi Ya’juj dan Ma’juj.
Begitupun Piramida di Giza, klaimnya, juga diarsiteki oleh Dzulqarnain. Warganet lalu dengan genit bertanya, “Katanya Dzulqarnain orang beriman, kok bikin bangunan berbentuk simbol kafir (segitiga)?” Hehe. Siapa yang tidak bingung dengan kontradiksi ini.
Dalam ceramahnya, URB berulangkali menyebut nama Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid sebagai sumbernya. Diketahui Syaikh Hamdi adalah penulis buku “Fakk Asrar Fii Dzi Al-Qarnain Wa Ya’juj Wa Ma’juj” yang terbit pertama 1425 H dan diterjemahkan di Indonesia oleh Penerbit Almahira dengan judul Munculnya Ya’juj & Ma’juj di Asia, Misteri Perjalanan Dzulqarnain ke Cina. Merujuk buku itu, URB juga meyakini bahwa etnis Cina merupakan keturunan Ya’juj dan Ma’juj.
Yang paling lucu adalah saat URB dalam unggahan akun instagram resminya menyebut bahwa Samiri berganti-ganti nama. Di zaman Nabi Isa, ia bernama Yudas Iskariot. Setelah dia selamat dari penyaliban, dia berganti nama menjadi Rasul Paulus yang katanya berciri mirip Dajjal. Setelah diusir Barnabas, ia mengembara ke Segitiga Bermuda. Masih menurut URB, julukan Paman Sam bagi Amerika Serikat berasal dari nama Samiri, sang pembuat patung sapi.

Jeratan Hoaks
Benarkah demikian? Setidaknya laman wikipedia melansir bahwa Paman Sam adalah sebuah istilah yang diciptakan di AS pada masa perang pada tahun 1812 untuk melambangkan Amerika Serikat. Nama istilah ini berasal dari nama seorang penyuplai daging bernama Samuel Wilson yang menyediakan daging-daging kepada para tentara dalam tong-tong bertuliskan "U.S." (singkatan dari United States): Amerika Serikat; namun oleh para tentara dijadikan singkatan dari Uncle Sam: (Paman Sam).
Selanjutnya, salah satu syubhat pemikiran URB adalah pernyataannya bahwa Segitiga Bermuda yaitu kawasan perairan laut antara Florida, Puerto Rico dan Bermuda merupakan tempat azazil (iblis) membangun istana. Itulah sebabnya banyak kapal dan pesawat terbang hilang di sana. Menurutnya, Azazil membangun istana istana dari kristal cahaya. Demikianlah sebabnya mengapa kapal itu tampak menghilang. “Sebetulnya tidak hilang. Ada, tapi tertutup kristal cahaya,” tegas Pembina One Ummah Movement ini.
Selain itu, URB menyebut bahwa kristal cahaya itu pula yang menjadi trik pesulap David Copperfield menghilangkan patung Liberty. Entah dari mana sumbernya. Tapi dalam forum bersama RK di Pusdai, URB menukil buku “Dajjal Akan Muncul dari Segitiga Bermuda” karya Muhammad Isa Dawud. Si penulis itu jelas bukan ulama. Ia hanyalah jurnalis Mesir yang sebelumnya ngetop gara-gara buku kontroversialnya penuh syubhat akidah, “Dialog dengan Jin Muslim”.
Jika kita punya ketelitian memverifikasi, kita dengan mudah bisa menemukan bahwa sang muballigh telah termakan hoaks lawas yang sudah bertahun-tahun diklarifikasi. Tapi saban tahun kerap muncul lagi dan dipercaya orang.
Misalnya URB mengatakan bahwa ketika Utsman bin 'Affan menyusun mushaf, beliau mencari kertas ke Cina dan bertemu ulama Uyghur namanya Wong Fei Hung. Padahal Wong Fei Hung lahir 9 Juli 1847, meninggal 17 April 1925. Bagaimana logikanya bisa bertemu dengan Sayyidina 'Utsman? Praktisi ilmu beladiri Hung Ga ini lahir di Foshan, sebelah timur Tiongkok. Kenapa tiba-tiba jadi ulama Uyghur yang berbasis di Xinjiang, sebelah barat negeri Tirai Bambu tersebut? Ini jelas hoaks lawas yang sudah terbantah.
Di potongan video yang viral, URB menyebut Unidentifyed Flying Object (UFO) adalah kendaraan pengintai dajjal untuk mengintai kekuatan dunia. Ia juga menyebut crop circle sebagai kode konspirasi dunia. Seperti crop circle yang muncul di Jogja beberapa waktu lalu. Duh, sedihnya mendengarkan itu. Faktanya pada tahun 2011, seorang mahasiswa sains mengaku membuat “jejak UFO” tersebut di areal persawahan Jogotirto, Berbah, Sleman, Jogjakarta.
Masih di video yang sama, URB mengatakan bahwa UFO mendarat di Area 51 Nevada, Amerika Serikat. “Di sana take over, landing-nya UFO. Di sana UFO dibuat” ujarnya. Artikel Tony Firman di Tirto.id pada 17 Juli 2019 kemarin telah memaparkan bagaimana sederet teori konspirasi lahir dari gurun Nevada. Di instalasi militer rahasia AS yang letaknya 129 km di sebelah barat laut Las Vegas tersebut, hanyalah fasilitas pengujian pesawat terbang, helikopter, pesawat tanpa awak dan aneka teknologi militer. Tidak ada hubungannya dengan UFO. Satu-satunya yang bikin isu UFO di sana heboh adalah pengakuan George Knapp pada tahun 1989 bahwa ia menyaksikan foto-foto otopsi alien dan pemeriksaan UFO saat ia bekerja di sana.
Ah, sudahlah. URB sudah pasti tak suka dituduh bahwa konten ceramahnya adalah cocoklogi. Namun lihat bagaimana ia menyebut Y2K dalam presentasinya sebagai singkatan dari Year of Yehuda Kingdom. Ini jelas ngawur. Sebab Y2K aslinya adalah kependekan dari Year 2000 untuk merujuk pada problem akibat kesalahan pengitungan komputer terkait sistem penyimpanan tanggal yang cuma menyediakan dua digit untuk tahun. Tak ada yang lain.
Tak hanya itu, sang ustadz menjelaskan materi utak-atik gathuk tentang pesawat yang menabrak gedung kembar WTC. Beliau menerangkan kode penerbangan pesawat penabrak adalah Q33NY yang jika dibuka dalam aplikasi Microsot Word dan font-nya diganti menjadi Wingdings maka akan berubah menjadi simbol pesawat, note kembar, tengkorak dan bintang David (lambang bendera Israel). Benarkah ini? Ya jelas keliru. Aslinya dua pesawat penabrak WTC adalah AAL11 dengan nomor registrasi pesawat N334AA, dan UA175 dengan nomor registrasi pesawat N612UA.

Sudah Tabayyun Belum?
Jadi sudah paham dengan argumen saya kan? Tapi tak semua bisa mencernanya. Seorang kawan menegur saya via Whatsapp, “Antum sudah tabayyun dengan beliau belum?”
Saya jawab apa adanya. Ketemu saja belum, bagaimana saya mau tabayyun. Beragam pertanyaan dan kritik warganet di youtube dan instagram saja tak ada yang digubris beliau. Lagi pula, sebagian kekeliruan telah nyata sebagai kabar bohong. Tak perlu lagi klarifikasi.
Pasti akan ada yang menuduh saya sombong. Toh saya bukan ulama juga. Ya, saya memang bukan ahli agama. Saya tidak punya kapasitas berfatwa. Tapi saya adalah seorang manusia yang mencoba memverifikasi setiap kabar yang saya terima dan tidak lekas-lekas menyebarnya. Saya ingat betul petuah Baginda yang mulia SAW, “Cukuplah seorang muslim disebut pendusta jika ia mengatakan semua yang ia dengar”.
Lantas, ada beberapa teman yang menyarankan saya hadir saja di kajian URB agar bisa bertanya secara langsung dan mendesak beliau agar menyebutkan maraji’ alias referensi atas pernyataan-pernyataannya yang sensasional itu. Terima kasih atas masukannya. Nanti akan saya pertimbangkan matang-matang. Saya hanya khawatir ketika ditanya secara tajam, URB hanya menjawab seperti ketika ditanya oleh penyidik kepolisian saat dijadikan tersangka hoaks petugas KPPS tewas diracun:
"Tentang apa yang diberitakan kalau saya menyebarkan berita bohong terkait dengan anggota KPPS yang meninggal dunia, itu saya hanya mengutip saja dari pemberitaan yang sudah viral di media sosial"
Bagaimana? Coba disimak baik-baik sindiran pengarang Malaysia ini. “Orang-orang di zaman akan datang akan gemar sekali bercakap-cakap pada perkara-perkara yang mereka tidak tahu, merendahkan mutu orang lain: menghina dan mencela dengan tidak usul periksa lebih dahulu dan dengan tidak bersebab apa-apa.” (Ishak Haji Muhammad, Anak Mat Lela Gila)

Sumber: FB Anugrah Roby Syahputra

Tuesday, July 16, 2019

July 16, 2019

Besok, Gerhana Bulan Bisa Diamati Saat Dini Hari

JAKARTA—Gerhana bulan akan muncul pada Rabu, 17 Juli 2019. Namun, fenomena ini hanya bisa diamati pada dini hari Waktu Indonesia Barat (WIB).

Seperti yang dilansir dari situs timeanddate, gerhana bulan yang terjadi pada 17 Juli ini merupakan yang terakhir dalam tahun 2019. Fenomena gerhana ini akan bisa diamati dari Australia, Afrika, Amerika Selatan, beberapa bagian Eropa, dan Asia.

Sedangkan di Indonesia, fenomena ini bisa terlihat dari bagian wilayah Indonesia barat dan tengah. Fenomena ini bisa diamati dari wilayah Jakarta pada waktu dini hari.

Gerhana bulan ini bisa dilihat dari segala sisi, dengan syarat langit dalam kondisi cerah. Dari beberapa titik, gerhana bulan akan nampak penuh. Sementara di titik lain, gerhana akan nampak sebagian saja.

Masih merujuk pada situs timeanddate, total durasi terjadinya gerhana bulan diperkirakan mencapai 5 jam 34 menit. Berikut ini jadwal proses gerhana bulan 17 Juli, yang akan terjadi pada dini hari nanti:

Gerhana bulan penumbra (bayangan kabur) 01:43 WIB
Gerhana bulan parsial (gerhana sebagian) 03:01 WIB
Gerhana bulan maksimal/penuh 04:30 WIB
Gerhana bulan pasial akhir 05:59 WIB.***DTK

Monday, July 15, 2019

July 15, 2019

Herri Zulkarnain : Terminal Amplas dan P. Baris Akan Bagus Bila Dikelola Pusat

MEDAN—Anggota Komisi I DPRD Kota Medan, Herri Zulkarnain, menyesalkan penolakan wali kota terhadap usulan Kementerian Perhubungan untuk mengelola dua terminal tipe A di Medan, yakni Terminal Terpadu Amplas dan Pinangbaris agar lebih baik.

“Seharusnya Pemko Medan menyerahkan dua terminal itu dikelola pemerintah pusat, dengan sejumlah perjanjian. Sehingga tidak mengurangi PAD Kota Medan dan mempercantik kedua terminal tersebut,” ujarnya kepada wartawan di Medan, Senin (15/7/2019) saat dimintai komentarnya seputar permintaan Kemenhub terhadap 2 terminal tipe A di Medan.

Kalau dikelola pusat, kata Herri, ada standar pelayanan di angkutan umum yaitu transportasi darat. Fasilitas kedua terminal akan dilengkapi oleh Kemenhub sehingga akan layak dan kemungkinan besar menjadi nyaman. “Apalagi dibuat standar Bandara,” ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat ini.

Apalagi, sebut Herri, saat ini bisa dilihat pengelolaan kedua terminal besar di Kota Medan, sangat tidak jelas. Dari sisi PAD juga tidak terlalu membanggakan sehingga perlu banyak pembenahan. Kalau sudah ada permintaan terminal itu dikelola pemerintah pusat, kenapa tidak, ujarnya lagi.

Diyakininya kalau dikelola pusat, standarnya pasti sudah nasional dan Medan akan lebih baik, sebutnya. Artinya, sambung Ketua DPD Partai Demokrat Sumut ini, kedua terminal akan lebih baik kalau diserahkan ke pemerintah pusat.

Seperti diberitakan, Kemenhub berencana membangun 38 terminal tipe A di seluruh Indonesia termasuk Amplas dan Pinang Baris dengan anggaran masing-masing Rp 50 miliar agar lebih modern dan nyaman. Untuk terminal tipe A yang akan dibangun Kementerian Perhubungan, fisik, sistim dan ekosistimnya harus sama dengan Bandara, sehingga penumpang lebih mudah dan nyaman ketika hendak berpergian menggunakan bus AKDP maupun AKAP.

Namun karena Pemko Medan menolaknya, pihak Kemenhub akan mencari lahan baru membangun terminal tipe A di Medan. Anggaran Rp 50 miliar hanya untuk membangun terminal, biaya membeli lahan lain lagi, ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi kepada wartawan, Kamis (11/7/2019) di Bandara Kualanamu.

Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution, yang ditemui wartawan di sela-sela Konfercab serentak DPC PDIP se Sumut zona 1 Medan, Sabtu (13/7/2019) membenarkan apa yang dikatakan Dirjen Perhubungan Darat.

Menurut dia, Pemko belum mau menyerahkannya (Terminal Amplas dan Pinang Baris, red) ke Kemenhub. Pasalnya, pengelolaan, retribusi dan sewa menyewa akan jadi milik pemerintah pusat
July 15, 2019

RDP Komisi III DPRD Medan: Pembangunan Pasar Aksara Dibatalkan

MEDAN—Komisi III DPRD Kota Medan meminta Pemerintah Kota Medan untuk membatalkan rencana pembangunan relokasi Pasar Aksara di Jalan Masjid Kabupaten Deli Serdang. Pasalnya, Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Penataan Ruang (PKPPR) Kota Medan pada Agustus 2019 sudah mulai pelelangan Detail Engineering Design (DED).

Hal ini merupakan hasil rekomendasi Komisi III DPRD Kota Medan saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pedagang Pasar Aksara, PD Pasar Medan, Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) dan Bappeda Medan, Senin (15/7/2019).

Ketua Komisi III, Boydo HK Panjaitan, yang memimpin rapat mengatakan, rencana relokasi Pasar Aksara di Jalan Mesjid ini belum ada koordinasi dengan Komisi III DPRD Kota Medan, termasuk juga pimpinan dewan terkait penggunaan dana pembebasan lahan.

“Komisi III dan Komisi IV, bahkan pimpinan dewan saja belum ada dilibatkan dalam perencanaan pembangunan relokasi di Jalan Mesjid ini. Kita ingin tahu, Pemko Medan pakai anggaran dari mana untuk membebaskan lahan dan bagaimana itu bisa dilaksanakan,” katanya.

Selain itu, kata Boydo, pihaknya menilai lokasi di Jalan Mesjid tidak layak untuk dibangun pasar tradisional, karena selain berdekatan dengan rumah ibadah juga berdekatan dengan sekolah. “Kami (Komisi III, red) minta jangan dulu dibangun relokasi pasar tradisional tersebut di Jalan Mesjid,” tegasnya.

Boydo mengharapkan, pembangunan Pasar Aksara dilakukan di lokasi sebelumnya karena luas lahan sekitar 4500 meter cukup untuk menampung sekitar pedagang yang ada sebelumnya di Pasar Aksara.

Karena rencana pembangunan fly over atau stasiun Mass Rapid Transit (MRT), juga belum diketahui kapan direalisasikan.

“Seharusnya kan diutamakan perencanaan yang sudah ada, bukan malah dilakukan untuk yang belum ada seperti MRT dan Fly Over yang kita saja tidak tahu kapan dilakukan,” katanya.

Selain itu, lanjut Boydo, Pemko Medan juga harus menyiapkan lokasi penampungan pedagang karena pasca bencana kebakaran tahun 2016 lalu belum ada disediakan penampungan.

“Kalaupun ada yang dipindahkan ke lahan dekat terminal simpang Aksara itu hanya bisa menampung sekitar 63 pedagang dan sisanya dari 800 pedagang masih belum tahu nasibnya berjualan di mana. Kebijakan Pemko itu juga berkesan memusnahkan pedagang. Padahal ada dana taktis yang terkena bencana dapat digunakan. Jadi mohonlah segera siapkan penampungan yang layak sebagai wijud nyata kepedulian Walikota dan Pemko Medan pada masyarakat,” tegasnya.

Sebelumya Kabid Kabid PBL, Ashadi Cahyadi Lubis, menegaskan pihaknya sejak awal sudah melakukan langkah-langkah pasca peristiwa kebakaran yang menimpa Pasar Aksara saat itu.

Kabid Ekonomi Bappeda Medan, Regen, menyatakan pihaknya sudah mengusulkan ke Kementerian Pekerjaan Umum untuk dibangun Pasar Aksara itu kembali namun dinyatakan bahwa lokasi tersebut akan dikerjakan Fly Over dan rencana koridor stasiun MRT.

“Lahan Pasar Aksara itu juga bukan seluruhnya punya pemko Medan. Sehingg kit butuh lahan yang lebih luas lagi untuk mengembangkan pasar rakyat dan disepakati mencari lahan yakni Jalan Masjid,” tuturnya.

Salah seorang pedagang Pasar Aksara, Turnip, mengaku senang dengan hasil rekomendasi yang dikeluarkan Komisi III DPRD Medan dan meminta agar hal tersebut tidak hanya akal-akalan yang merugikan pedagang. “Kami mau relokasi pasar tidak dibangun di Jalan Mesjid, tapi dibangun kembali di lahan Pasar Aksara yang lama,” tegasnya.